Komisi VIII Sentil Fachrul Razi: Isu Sensitif Coba Dipertimbangkan
ADVERTISEMENT
Komisi VIII DPR RI menggelar pertemuan dengan Menteri Agama Fachrul Razi di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan itu, Fachrul menyampaikan isu-isu yang menjadi perbincangan publik, seperti polemik cadar dan celana cingkrang.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto meminta Fachrul Razi agar mempertimbangkan dulu ucapan dan efeknya, sebelum mengeluarkan pernyataan ke publik, khususnya pernyataan sensitif. Sehingga, tidak perlu menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
“Bangsa ini kan banyak dari pendidikan banyak ragamnya. Dari suku bangsa banyak ragamnya, dari agamanya banyak penganut yang berbeda-beda. Jadi terhadap hal-hal seperti itu coba dikonstruksi yang benar dan bagus. Sehingga pernyataan-pernyataan pejabat negara siapa pun ya itu bisa lebih adem, lebih enak, dan tidak menimbulkan kegaduhan,” ujar Yandri dalam acara silaturahmi tersebut, Selasa (5/11).
“Ya kita minta isu-isu yang sensitif, krusial, itu coba dipertimbangkan dengan baik supaya tidak menimbulkan perspektif yang berbeda-beda gitu lho,” imbuhnya.
Ketua DPP PAN ini menilai hingga saat ini belum ada teori yang membuktikan cara berpakaian bisa menunjukkan seseorang radikal atau tidak.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya sekali lagi kan belum ada teori, belum ada kesimpulan, belum ada terminologi yang mengatakan bahwa cara berpakaian orang itu kan sama dengan radikal. Misalkan kalau celana cingkrang pasti radikal. Itu kan enggak,” kata Yandri.
Atas dasar itulah, Yandri meminta Kementerian Agama melakukan kajian terlebih dahulu, sebelum melempar wacana apa pun ke publik.
“Sebaiknya dilakukan kajian dulu, dilakukan dialog, dilakukan pendekatan secara komunikasi yang lebih baik. Maka itu, kita minta Kemenag yang memang tupoksinya itu menangani keumatan, coba kita minta komentar-komentar itu dipertimbangkan dulu sebelum dilempar ke publik. Sehingga debatnya tidak melelahkan,” tutup Yandri.
Yandri sebelumnya juga pernah menyarankan Fachrul Razi agar lebih baik menjalankan tupoksinya sebagai Menag, dibandingkan mengurusi masalah pakaian seperti cadar dan celana cingkrang.
ADVERTISEMENT
"Padahal, mereka bagian dari yang tak terpisahkan sebagai WNI. Sebaiknya Pak Menag fokus saja tupoksi Kementerian Agama itu selama ini apa, dan tidak terlalu cepat menyimpulkan suatu simbol-simbol dengan yang mau dilakukan oleh Pak Menteri," tutur Yandri, Kamis (31/10).