Komisi X: Banyak Orang Tua Tak Mau Sekolahkan Anaknya karena Takut Diperkosa

6 November 2024 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa antre untuk disuntik vaksin difteri dan tetanus saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 21 Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/11/2022). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa antre untuk disuntik vaksin difteri dan tetanus saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 21 Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/11/2022). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komisi X DPR RI menggelar rapat perdana dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11).
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Demokrat, Anita Jacoba Gah, sempat menyoroti kasus di daerah pedalaman. Menurutnya, banyak orang tua takut untuk menyekolahkan anaknya.
“Di pedalaman banyak anak-anak yang tidak bisa bersekolah Pak, karena orang tuanya takut anaknya diperkosa di tengah jalan,” kata Anita.
Suasana Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi serta Menteri Kebudayaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
Anggota perwakilan daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II itu mengatakan, hal ini dikarenakan jarak sekolah yang terlalu jauh dengan kawasan permukiman.
“Terlalu jauh jarak antara sekolah dengan tempat tinggal mereka. Akhirnya orang tua, siapa yang mau melepaskan anaknya kalau pergi sekolah ternyata diperkosa di jalan,” jelasnya.
Anita berpesan agar infrastuktur dan sarana sekolah menjadi fokus bagi Abdul Muti, apalagi di daerah pedalaman khususnya 3T terluar terdepan tertinggal.
Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri V, di Jalan Vila Nusa Indah, Kelurahan Bantargebang, Kota Bekasi, disegel oleh ahli waris tanah dengan menggunakan seng. Foto: kumparan
Ia menyebut, fasilitas sekolah di pedalaman tak sedikit yang seperti kandang binatang karena tidak layak huni.
ADVERTISEMENT
“Bahkan masih ada sekolah-sekolah yang layaknya kandang binatang, Pak. Tapi isinya manusia. Itu sangat menyakitkan sekali,” kata Jacoba.
“Saya berharap dengan pemerintahan yang baru dengan Pak Menteri, saya berharap rubahlah wajah-wajah ruang kelas yang layaknya binatang itu, tetapi betul-betul bisa layak untuk ditempati oleh anak manusia,” tuturnya.