Komisi X DPR Dorong Opsi Akumulasi Nilai Rapor 5 Semester sebagai Pengganti UN

25 Maret 2020 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP N 2 Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2019). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP N 2 Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2019). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan dua opsi pengganti UN 2020 yang ditiadakan karena wabah virus corona. Dua opsi itu adalah ujian sekolah secara online dan akumulasi nilai akademik dan ekstrakurikuler selama 5 semester terakhir.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, pihaknya lebih mendukung indikator kelulusan dihitung dari akumulasi nilai murid pada 5 semester terakhir, atau yang disebut Syaiful sebagai nilai berbasis rapor. Menurutnya, nilai di rapor sudah lengkap karena mencakup nilai akademik dan non akademik.
"Kalau saya sih lebih memilih mendingan berbasis rapor saja. Jadi kelulusan itu ditentukan oleh merujuk kepada rapor. Karena kan di rapor itu kan ada nilai akademik dan ekstrakurikuler. Di situ sudah lengkap sebenarnya," kata Syaiful ketika dihubungi, Rabu (25/3).
Wasekjen PKB Syaiful Huda. Foto: Dok. Istimewa
Syaiful menilai opsi nilai akumulatif itu lebih efektif. Hal itu juga untuk menghindari kesenjangan karena ada banyak sekolah yang memiliki kesulitan untuk mengakses internet.
"Dengan merujuk kepada rapor ini menghindari kesenjangan sekolah-sekolah yang hampir pasti mayoritas tidak punya akses internet. Jadi kalau mau menggunakan skema ujian daring atau ujian online pasti akan kerumitan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau semangatnya mempermudah dan berlaku agar sifatnya bisa dilaksanakan oleh sekolah-sekolah, ya caranya itu tadi merujuk ke rapor saja. Jadi nilai kumulatif itu lebih tepatnya merujuk ke rapor saja," lanjutnya.
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tujuh mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019, di Padang, Sumatera Barat, Senin (22/4/2019). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Opsi ujian sekolah sekolah, kata dia, hanya bisa dilakukan oleh sekolah di kota-kota besar. Dalam rapat yang dilakukan pada Selasa (24/3) kemarin, Nadiem berjanji akan berkoordinasi dengan Kemkominfo agar sekolah-sekolah yang kesulitan dapat diberikan akses.
"Tapi kan ini butuh waktu, sementara kalender belajar kan tidak bisa ditunda. Jadi ini yang saya kira opsi yang terbaik adalah kelulusan ya berbasis kumulatif nilai akademik dan nilai ekstrakurikuler yang ada di rapot. Itu yang paling mungkin," pungkasnya.