Komisioner Komnas HAM Benarkan Bertemu Sambo: Cuma Nangis Saja

22 Agustus 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam dan Beka Ulung Hapsara meninjau tempat kejadian perkara di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta, Senin (15/8/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam dan Beka Ulung Hapsara meninjau tempat kejadian perkara di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta, Senin (15/8/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan Irjen Ferdy Sambo sempat menangis saat menemui Komisioner Komnas HAM dan menceritakan peristiwa tembak menembak -- yang belakangan merupakan penembakan terhadap Brigadir Yosua -- di rumah dinasnya di Duren Tiga. Saat itu, Sambo menemui Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dan menceritakan peristiwa itu sambil menangis.
ADVERTISEMENT
Di hadapan Komisi III DPR, Anam mengakui Sambo menemuinya dan menceritakan kejadian itu. Ia juga mengakui Sambo menangis di hadapannya.
"Soal [cerita] Pak Mahfud MD apa betul saya ketemu Sambo, betul. Omongannya, ya, cuma nangis saja. Saya enggak tahu apa yang terjadi. Saya enggak tahu apa yang terjadi. Apa saya tahu kasus sebelumnya, saya enggak tahu sama sekali," kata Anam dalam RDP bersama Kompolnas, Komnas HAM, dan LPSK di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (22/8).
Pertemuan dengan Sambo itu Anam laporkan ke Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dan Mahfud MD. Kepada keduanya, Anam melaporkan Sambo hanya menangis tanpa menjelaskan secara jelas kejadian yang terjadi di rumah dinasnya.
Saat Anam melapor, Mahfud sempat memberi pesan. Dia juga meminta Mahfud percaya pada dirinya dan Komnas HAM.
ADVERTISEMENT
"Saya juga bilang dengan kejadian begini masih percaya saya? [Mahfud jawab] 'Saya percaya Pak Anam'. Nah, kalau percaya tolong hormati saya. Akhirnya lanjut jalan, jangan geser. Berangkat ke keluarga [Brigadir Yosua] di Jambi," ungkapnya.
Dalam pertemuannya dengan keluarga Brigadir Yosua di Jambi, Anam mendapati informasi terkait kondisi jenazah hingga prosesi pemakaman. Bahkan dari keluarga Brigadir Yosua, Anam juga mendapat informasi Karopaminal Brigjen Hendra Kurniawan datang ke sana dan membawa sejumlah anggota polisi.
"Nah, info lain yang kami dapat dan kami pegang yaitu pengakuan saudara Vera, pacarnya J. Awalnya keluarga bilang info dari Vera [bahwa] J diancam dibunuh. Vera ada di tempatnya dari Jambi 6 jam. Kami coba komunikasikan dan dapat keterangan detail. Betul tanggal 7 malam memang ada ancaman pembunuhan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Kurang lebih kalimatnya J dilarang ke atas menemui Ibu P [Putri Candrawathi] karena Ibu P sakit, kalau naik akan dibunuh, diancam squad-squad. Siapa? Nah, ujungnya kita tahu [yang mengancam] Kuat, bukan squad, dan enggak ada urusan [dengan] nangis-nangis," lanjutnya.
Infografik Cuci Tangan Irjen Sambo. Foto: kumparan
Informasi yang tersebut dilaporkan ke Taufan dan Mahfud MD. Setelah itu, Komnas HAM memeriksa temuan dari pihak-pihak yang menyelidiki kasus ini, khususnya Tim Khusus bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
"Di situ kami dapat konfirmasi dari Vera dan nangis-nangis yang pribadi, dan ternyata HP banyak yang diganti. Rekam digital juga enggak ada. Jadi Komnas berangkat dari Yosua dan Vera. Nah, yang penting adalah proses," pungkasnya.