Komite Pengawas DPR AS Panggil Direktur Secret Service Imbas Penembakan Trump

14 Juli 2024 19:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump dibantu oleh Secret Service setelah terdengar suara tembakan dalam sebuah acara kampanye di Butler Farm Show di Butler, Pennsylvania, AS, (13/7/2024) waktu setempat. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump dibantu oleh Secret Service setelah terdengar suara tembakan dalam sebuah acara kampanye di Butler Farm Show di Butler, Pennsylvania, AS, (13/7/2024) waktu setempat. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Komite Pengawas di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat memanggil Direktur Secret Service AS, Kimberly Cheatle, untuk memberikan kesaksian pada sidang yang dijadwalkan 22 Juli mendatang. Komite tersebut dipimpin Partai Republik.
ADVERTISEMENT
“Rakyat Amerika menuntut jawaban mengenai upaya pembunuhan Presiden Trump,” tulis pernyataan panel tersebut di X, seperti dikutip dari Guardian.
Seorang juru bicara, kepada The Hill, mengatakan bahwa Secret Service telah setuju untuk memberi pengarahan kepada Komite Pengawas DPR atas serangan itu.
Pada konferensi pers sebelumnya, agen khusus FBI Kevin Rojek mengatakan "terkejut" usai mengetahui pria bersenjata itu mampu melepaskan tembakan ke arah panggung sebelum Secret Service membunuhnya.
Namun, ketika ditanya apakah ada kegagalan keamanan, Rojek mengatakan mereka "tidak akan melakukan penilaian" dengan melakukan penyelidikan aktif.
Secret Service tidak hadir pada konferensi pers tersebut.
Kevin Rojek, agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI Pittsburgh berbicara dalam sebuah konferensi pers usai terjadi penembakan terhadap Donald Trump di kantor polisi di Butler, Pennsylvania, AS, Minggu (14/7/2024). Foto: Brendan McDermid/REUTERS
Menurut analisis seorang korensponden BBC, Secret Service perlu bertanggung jawab atas insiden penembakan eks presiden Trump.
"FBI mungkin memimpin penyelidikan mengenai bagaimana hal ini bisa terjadi, namun pihak yang bersalah jelas-jelas menyalahkan Secret Service," tuturnya, seperti dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
"Mereka mempunyai satu tugas–untuk melindungi presiden AS, baik presiden saat ini maupun mantan presiden–dan dalam hal ini mereka gagal secara spektakuler tadi malam," tambahnya.
Upaya pembunuhan terhadap Trump adalah penembakan pertama terhadap presiden AS atau kandidat partai besar sejak percobaan pembunuhan terhadap mantan presiden Partai Republik Ronald Reagan pada 1981.
Kejadian menegangkan ini menimbulkan pertanyaan bagi para pengamat hingga masyarakat mengenai kegagalan keamanan yang dilakukan agen Secret Service AS.