Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Komite Penyelamat TVRI: Polemik Rekam Jejak Iman Brotoseno Tanggung Jawab Dewas
29 Mei 2020 17:29 WIB
ADVERTISEMENT
Komite penyelamat TVRI angkat bicara mengenai rekam jejak Dirut TVRI periode 2020-2022, Iman Brotoseno , yang disorot publik. Di antaranya terkait cuitan Iman beberapa tahun silam soal 'bokep' hingga pernah menjadi konsultan PDIP.
ADVERTISEMENT
Ketua Komite Penyelamat, Agil Samal, menilai polemik ini akan berimplikasi buruk terhadap citra, marwah dan martabat lembaga penyiaran publik, khususnya TVRI . Terlebih, seleksi Dirut ditetapkan langsung oleh Dewas lewat proses seleksi.
"Kami, Komite Penyelamat TVRI, meminta semua pemangku kepentingan TVRI agar dapat mengambil langkah strategis untuk meminta pertanggungjawaban, sekaligus memberhentikan empat anggota Dewan Pengawas LPP TVRI masa Jabatan 2017-2022," kata Agil dalam keterangannya, Jumat (29/5).
"Masing-masing [pimpinan Dewas], Arief Hidayat Thamrin, Maryuni Kabul Budiono, Made Ayu Dwie Mahenny dan Pamungkas Trishadiatmoko, atas penggunaan kewenangan secara sewenang-wenang terhadap lembaga Penyiaran Publik TVRI," sambung Agil.
Agil menilai polemik jejak rekam Iman diakibatkan proses seleksi tidak berdasarkan aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Terutama tidak mematuhi rekomendasi Komisi I DPR , lembaga legislatif yang menaungi LPP TVRI.
"Dewan Pengawas LPP TVRI tidak menjadikan proses uji kepatutan dan kelayakan sebagai instrumen seleksi pemilihan pejabat publik yang bersih, termasuk bersih rekam jejak kandidat Direktur Utama PAW TVRI. Uji kepatutan dan kelayakan hanya sebagai formalitas belaka," sebut Agil.
ADVERTISEMENT
Agil mengatakan, Dewas TVRI telah mengambil keputusan destruktif yang luar biasa terhadap TVRI. Kepercayaan masyarakat terhadap petinggi TVRI akan menurun.
"Kondisi ini menimbulkan kerugian kepada lembaga TVRI, di antaranya: merendahkan marwah dan Martabat LPP TVRI di mata publik, menurunkan kepercayaan publik terhadap Pejabat Publik yang menduduki jabatan strategis di TVRI serta memperburuk disharmoni di dalam tubuh TVRI baik secara vertikal dan horizontal," kata Agil.
Sebelumnya, tagar #BoikotTVRI trending di linimasa twitter. Iman telah mengklarifikasi soal cuitan 'bokep' hingga pekerjaannya di Majalah Playboy. Dia mengaku sejak awal terbuka atas rekam jejak digitalnya.
Soal keterlibatannya di Majalah Playboy, Iman mengakui pernah menjadi kontributor foto dan artikel pada 2006 –2008. Iman menegaskan karyanya tak terkait pornografi.
ADVERTISEMENT
"Dalam tahun 2006 –2008 saya sering menjadi kontributor foto dan artikel tentang penyelaman di berbagai majalah, termasuk salah satunya pernah dimuat hanya satu kali, di majalah Playboy Indonesia, edisi September 2006 dengan judul 'Menyelam di Pulau Banda'. Tulisan ini fokus mengulas wisata bahari dan sama sekali tidak ada unsur pornografi," kata Iman, Jumat (29/5).
"Semua bisa dilihat dalam jejak digital dan tidak ada kasus pelanggaran hukum di masa lalu. Saat itu netizen masih belum terpolarisasi dan belum terjadi perpecahan kubu aspirasi politik maupun ideologi seperti sekarang. Dalam percakapan itu yang juga melibatkan beberapa orang seperti pekerja seni termasuk saya, dapat saja menggunakan bahasa gurauan yang oleh pihak lain dapat dianggap sebagai hal serius," tutur Iman.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Dirut PAW TVRI hingga kini masih menuai kritik. Sebab, seleksi yang dilakukan Dewas TVRI dinilai mengabaikan rekomendasi Komisi I DPR untuk menghentikan sementara seleksi. Hal ini tak lain imbas pemecatan Helmy Yahya sebagai Dirut yang masih berproses di PTUN.
Selain itu, Ketua Dewas juga sudah nonaktif per 11 Mei 2020, sehingga tidak memiliki keabsahan untuk melakukan tindakan yang strategis.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.