Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Komitmen IMIP Menuju Industri Hijau: Truk Listrik, PLTS, hingga Incinerator
7 Januari 2025 11:49 WIB
·
waktu baca 5 menitBerbagai rupa alat berat berlalu lalang di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP ), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Alat-alat berat berupa truk listrik hingga wheel loader listrik ini berperan penting dalam operasional maupun pengangkutan material, baik di site maupun pabrik.
Ternyata, sebagian alat berat di sini menggunakan tenaga listrik sebagai penggeraknya. Di kawasan IMIP, beberapa tenant telah menggunakan alat berat listrik sebagai langkah nyata perusahaan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Deputy Operational Director PT IMIP Yulius Susanto menjelaskan, salah satu tenant yang sudah menerapkannya adalah Tsingshan Group dengan 130 unit dump truck listrik. Selain dump truck, juga sudah ada yang menggunakan 80 unit loader listrik.
“Dari tenant lain, yaitu PT DSI juga telah menggunakan 25 unit loader listrik. Ke depan, telah direncanakan penambahan unit yang akan dioperasikan, sekitar 20-an unit loader listrik dalam tahap pembelian,” jelas Yulius kepada kumparan.
Ratusan alat berat listrik yang digunakan di kawasan PT IMIP masih mengandalkan baterai yang diproduksi dari eksternal, namun tak mengurangi performanya. Untuk pengisian daya, terdapat charging station di sejumlah titik di kawasan industri.
Tak hanya itu, perusahaan juga menyediakan fasilitas battery swap yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi waktu operasional. Fasilitas tersebut memungkinkan proses penggantian baterai kendaraan listrik bisa dilakukan dengan cepat tanpa mengganggu produktivitas sehari-hari.
Menurut Bonils Meindrich Kepala Foreman PT DSI, sebagai tenant PT IMIP , perusahaannya menggunakan alat berat listrik sebagai langkah untuk menghemat penggunaan bahan bakar solar.
“Kalau kita pakai loader listrik kita bisa menghemat 20 persen dari yg menggunakan bahan bakar solar. Kami dapat menghemat 860 ribu liter (solar) per tahun. Kalau dirata-ratakan per hari itu kita menghemat 2.000 liter lebih per hari,” kata Bonils.
“Untuk sekarang, sekitar biaya itu ditotal kita menghemat sekitar 500 ribu (rupiah) lah. Kalau dikalikan setahun bisa banyak, kita untungnya banyak, menghemat biaya banyak,” imbuhnya.
Tak hanya hemat biaya operasional, penggunaan alat berat listrik menjadi upaya besar untuk mendukung gerakan energi hijau. Yulius mengatakan, penggunaan alat berat listrik di kawasan IMIP lebih dari sekadar mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
“(Alat berat) juga dapat mengurangi emisi karbon maupun dari CO2. Ini sangat baik bagi lingkungan kita di sekitar,” ujarnya.
Senada dengan Yulius, Bonils menuturkan bahwa penggunaan loader bertenaga listrik memberi dampak baik bagi lingkungan. Untuk sepuluh loader yang digunakan oleh PT DSI, dia menjelaskan, perusahaan dapat mengurangi 615 ton karbondioksida. Hasilnya, udara dinilai lebih bagus.
“Dari segi kenyamanan lebih nyaman loader listrik ini, ya. Pertama, kabinnya lebih luas. Kestabilan akselerasinya lebih bagus. Untuk produktivitas, untuk mengangkat material, bucket-nya lebih besar,” terang Bonils.
Minimalisir Polusi Udara dengan Jaring Antidebu
Penggunaan alat berat tenaga listrik hanyalah salah satu dari sejumlah aksi nyata PT IMIP dalam mengurangi emisi karbon. Pada kawasan bongkar muat material, perusahaan memasang jaring antidebu. Tujuannya, untuk mencegah debu-debu beterbangan, sehingga polusi udara bisa dihindari. Pemasangan dinding penahan debu tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2018.
Selain itu, PT IMIP melakukan penanaman pohon berbagai jenis, seperti flamboyan, johar, dan saga yang menjadi green belt di area luar pagar dinding debu.
“Dengan adanya upaya ini, diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar, walaupun tidak menghilangkan 100 persen debu. PT IMIP tetap berupaya melakukan perbaikan terus menerus,” ujar Johannes Febrianto selaku Environmental Supervisor PT IMIP.
Pengolahan Limbah demi Wujudkan Kawasan Hijau
Dinding penahan debu hanya satu dari berbagai cara perusahaan di Morowali itu untuk menjaga kawasan sekitar dari polusi. Untuk mewujudkan kawasan hijau, PT IMIP berencana menggunakan mesin penghancur sampah berteknologi tinggi, yakni incinerator. Teknologi ini cukup lumrah digunakan di banyak tempat di dunia.
Menurut Environmental Supervisor PT IMIP Johannes Febrianto, incinerator nantinya berfungsi sebagai sumber energi hijau. Sumber energi ini dihasilkan melalui panas dari hasil pembakaran sampah.
Salah satu pemanfaatan incinerator ada pada Desa Bahomakmur yang terletak tak jauh dari kawasan industri. Johannes menyebut, desa ini akan mengolah sendiri sampah-sampah warganya.
“Secara garis besar, proses pengolahan ini meliputi pengambilan sampah dari beberapa desa di sekitar kawasan industri, pengumpulan sampah di lokasi incinerator, pemilahan sampah dengan bantuan konveyor dan pembakaran sampah yang tidak memiliki nilai pada incinerator,” jelas Johannes.
Selain berdampak baik bagi lingkungan, sampah hasil pemilahan yang masih memiliki nilai ekonomi dapat dimanfaatkan oleh kelompok warga pengelola incinerator.
“Residu dari hasil pengolahan sampah dengan incinerator, berupa debu. Perencanaan ke depan, abu tersebut akan dimanfaatkan untuk pembuatan batako. Namun, hal ini perlu dikaji lebih lanjut,” lanjut Johannes.
Mewujudkan industri hijau juga dilakukan lewat pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS ). PT IMIP berkomitmen untuk menyediakan lahan yang akan dipasangi panel listrik dengan kapasitas daya sebesar 200 megawatt.
Yulius Susanto menyebut, PT ITSS–salah satu perusahaan di dalam kawasan–sedang menginstalasi panel surya di atas pabrik-pabrik mereka dengan daya sebesar 60 megawatt. Jejak PT ITSS ini juga diikuti oleh PT QMB yang sedang merencanakan instalasi panel surya. Perusahaan-perusahaan lain pun akan menerapkan hal yang sama.
“Di dalam kawasan, kita juga ada PT ZTEN yang menggunakan panas dari oksigen untuk menumbuhkan nikel ore di dalamnya. Beberapa pabrik juga me-recycle lagi sisa panas dari hasil pabrik untuk dijadikan energi listrik,” kata Yulius.
Berbagai upaya PT IMIP menuju industri hijau menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya, penggunaan lahan untuk pengembangan PLTS. Menurut Yulius, untuk bisa menghasilkan daya yang besar, dibutuhkan lahan yang luas: 1 hektare baru memberikan daya 1 megawatt.
“Kita perlu menentukan spot-spot untuk pengisian daya baterai. Lahan kita perlu disiapkan terlebih dahulu untuk memasang panel sebagai penunjang PLTS,” ujar Yulius.
Menurutnya, mewujudkan industri hijau menjadi salah satu komitmen besar bagi PT IMIP. Hal ini selaras dengan cita-cita perusahaan membangun negeri melalui hilirisasi nikel yang berkelanjutan.
“Selama kita mau berupaya mengundang investor dari dalam dan luar negeri, kita harus optimis bahwa dengan cadangan kandungan nikel besar menjadi positif bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini