Komjen Boy Peringati 19 Tahun Bom Bali: Teror Ibarat Virus, Harus Ada Vaksinnya

12 Oktober 2021 20:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana warga ziarah ke Monumen Peringatan Bom Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana warga ziarah ke Monumen Peringatan Bom Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah pejabat negara dan penyintas terorisme memperingati 19 tahun insiden bom Bali pada 12 Oktober 2002 di Monumen Bali, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa malam.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Kepala BNPT Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, tindakan terorisme ini bak virus yang dapat menjangkiti siapa saja. Sehingga harus dicari vaksin atau obat penangkalnya.
"Kalau kita anggap (terorisme) ini sebagai sebuah virus maka harus temukan vaksinnya," kata Komjen Boy.
Ia mengatakan, obat penangkal yang biasanya dilakukan BNPT mencegah radikalisme atau terorisme di dalam masyarakat adalah dengan mengandeng tokoh agama, masyarakat dan tokoh adat.
Suasana warga ziarah ke Monumen Peringatan Bom Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Namun, obat penangkal ini sia-sia apabila masyarakat tetap acuh. Ia berharap masyarakat ikut berpartisipasi dalam setiap program pencegahan terorisme yang digelar pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat.
"Perlu kerja sama dengan semua pihak agar pengaruh negatif yang disampaikan oleh pengusung ideologi terorisme jangan sampai mendapatkan tempat di kalangan masyarakat kita," kata dia.
ADVERTISEMENT
Eks Kapolda Papua itu mengatakan, obat penangkal lain adalah dengan literasi, edukasi dan penguatan pemahaman ideologi negara yang berlandaskan Pancasila.
"Oleh karena itu, kita berharap penguatan terhadap semangat dan nilai kebangsaan kita berdasarkan ideologi Pancasila yang mengakomodir keberadaan segala aspek suku agama ras dan golongan. Kita berharap semangat hidup rukun di tengah keberagaman adalah identitas jati diri bangsa Indonesia yang memang sangat beragam," kata dia.
Dia menegaskan, tindakan terorisme lahir dari para pengusung ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
"(Terorisme) adalah sebuah ideologi yang bertentangan dengan ideologi bangsa kita yang berdasarkan Pancasila," tutup Boy.
===
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews
ADVERTISEMENT