Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kabareskrim Komjen Idham Azis menjadi calon tunggal Kapolri untuk mengganti Jenderal (Purn) Tito Karnavian. Saat ini ia tengah menjalani proses uji kelayakan dan kepatutan di DPR.
ADVERTISEMENT
Ditunjuknya Idham meninggalkan sejumlah pekerjaan rumah yang belum tuntas. Salah satunya adalah pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai Idham memiliki tanggungjawab moril untuk selesaikan kasus itu. Sebab, ia dua kali menjadi kepala penyidikan dalam kasus itu saat tengah menjadi Kapolda Metro Jaya dan Kabareskrim Polri.
"Kasus Novel saja, kita sederhana, beliau itu punya tanggungjawab moril untuk menyelesaikan kasus Novel. Sebab kasus Novel pada saat beliau menjadi kapolda Metro Jaya, kemudian Kabareskrim," kata Peneliti ICW Donal Fariz saat dihubungi, Rabu (30/10).
Donal menganggap Idham belum selesai bertugas dalam kasus Novel. Ia berharap Idham bisa selesaikan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
ADVERTISEMENT
Ia pun menyebut, penunjukan Idham sebagai calon tunggal Kapolri haruslah diukur dari indikator yang jelas. Semisal, kasus-kasus besar yang berhasil atau tidak diungkap oleh Idham.
"Dua jabatan yang dilalui yang bersangkutan itu punya tanggungjawab secara jabatan untuk menyelesaikan kasus Novel dan kemudian ini yang tidak selesai sehingga mungkin kira sedang melihat bahwa tidak ada ukuran yang jelas promosi seseorang menduduki jabatan tertentu," ujar dia.
Sebelumnya, Novel Baswedan disiram air keras di sekitar rumahnya di kawasan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017). Saat itu, Novel disiram air keras oleh orang tidak dikenal saat pulang dari masjid usai salat subuh.
Hingga saat ini, pelaku penyerangan terhadap Novel belum terungkap.
ADVERTISEMENT