Komnas HAM Akan Panggil Densus 88 Terkait Penembakan dr Sunardi

12 Maret 2022 22:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik memberikan sambutan pada acara Seruan Kebangsaan Pemilu Damai 2019 di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (12/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik memberikan sambutan pada acara Seruan Kebangsaan Pemilu Damai 2019 di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (12/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Komnas HAM segera memanggil Densus 88 terkait dengan penembakan terhadap dr Sunardi. Sunardi ditembak hingga tewas karena disebut melawan saat hendak ditangkap terkait dugaan terorisme.
ADVERTISEMENT
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, pemanggilan Densus 88 ini untuk mengkonfirmasi terkait dengan peristiwa penembakan Sunardi di Sukoharjo. Komnas HAM tengah mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut.
"Kita dalami bertahap, kan sudah dapat laporan sebagian ya, dari pihak Densus, kita mau ada penyeimbangan. Kita juga akan usahakan panggil lah minggu depan Densus ini, untuk dimintai keterangan," kata Taufan saat dihubungi kumparan, Sabtu (12/3).
Taufan mengatakan, pihak kepolisian sudah memberikan keterangan resmi terkait penembakan tersebut. Tetapi, diperlukan pendalaman dengan memanggil langsung pihak Densus 88.
"Itu kan di media sudah banyak. Kita akan panggil, segera panggil untuk memberikan keterangan resmi ke kita ya versi mereka seperti apa," ucap Taufan.
Di sisi lain, Komnas HAM juga tengah mencoba berkomunikasi dengan pihak keluarga dari Sunardi. Taufan mengatakan, mereka belum bisa diajak bicara karena masih dalam suasana berduka.
ADVERTISEMENT
Paralel, Komnas HAM juga akan mengumpulkan informasi dari rekan seprofesi Sunardi yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo. Dia memastikan kasus ini masih tahap awal dan belum masuk ke penyelidikan.
"Belum (penyelidikan) masih tahap awal. Baru mengumpulkan informasi, makanya kita ingin dapatkan informasi dari keluarga, dari teman seprofesinya, dari IDI begitu. Tapi ini belum bisa, sementara dari pihak kepolisian sudah ada keterangan resmi," ucap Taufan.
Ketua Komnas HAM RI, Ahmad Taufan Damanik menghadiri konferensi pers terkait hasil pemantauan dan penyelidikan Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dia mengatakan, penyelidikan bisa dilakukan apabila dalam pengumpulan informasi ditemukan bukti permulaan yang cukup.
"Kalau ada bukti yang cukup ya, artinya gini, ini kan belum berimbang ya, kalau misalnya Densus datang ke Komnas HAM dia akan jelaskan semua versi mereka kan. Versi penyeimbangnya kan. Masih tadi baru setengah jam yang lalu saya kontak ketua IDI Sukoharjo, karena dia yang tugas ya, ditugasi oleh pimpinan IDI, dia bilang belum bisa keluarganya belum bersedia untuk memberikan keterangan karena masih dalam suasana duka," kata Taufan.
ADVERTISEMENT
"Keluarganya minta ke ketua IDI ini sabar lah nanti kami akan cerita. Seperti itu, jadi kalau dalam waktu ke depan ini dari pihak IDI bisa memberikan keterangan sehingga jadi penyeimbang, kita akan coba analisis data yang dari Densus seperti apa, data yang dari mereka seperti apa. Lalu kita pendalaman," pungkas Taufan.
Berdasarkan versi Kepolisian, Sunardi menjabat anggota Jemaah Islamiyah (JI) sebagai amir khidmat. Lalu Deputi Dakwah dan Informasi dan penasihat Amir JI, serta penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). HASI sendiri menurut dokumen yang dikeluarkan oleh PBB terafiliasi dengan Al Qaeda.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan alasan penembakan yang dilakukan terhadap Sunardi. Ramadhan mengatakan, Sunardi sempat melawan dengan menabrakkan mobil ke polisi. Penembakan juga disebut sudah sesuai dengan aturan.
ADVERTISEMENT