Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Komnas HAM: Peristiwa Brigadir Yosua Menangis Tak Ada Kaitan dengan Pembunuhan
22 Agustus 2022 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Komnas HAM memastikan, insiden Brigadir Yosua yang sempat menangis saat berbicara dengan kekasihnya melalui video call, tak ada kaitannya dengan penembakan di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
ADVERTISEMENT
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, momen menangis itu adalah masalah pribadi Brigadir Yosua, tak berkaitan dengan peristiwa pembunuhan 8 Juli 2022.
Ia menyebut, masalah tersebut diceritakan langsung oleh kekasih Yosua, Vera, saat Komnas HAM melakukan investigasi di kampung halaman Yosua di Jambi.
"Enggak ada urusan nangis-nangis. Jadi Vera cerita, nangis-nangis (itu) sebelum tanggal 7 Juli. Urusannya lain dengan ancaman. Ini pribadi. Itu basis Komnas melakukan pemantauan," kata Anam saat rapat bersama Komisi III DPR, Senin (22/8).
Meski begitu, Anam menyebut bahwa menurut Vera, ada ancaman kepada Yosua jelang penembakan. Vera menyampaikan, Yosua diancam akan dibunuh apabila naik ke lantai atas rumah, kamar istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi.
"Betul tanggal 7 Juli malam memang ada ancaman pembunuhan. Kurang lebih kalimatnya, Yosua dilarang ke atas menemui Ibu Puteri karena Ibu Putri sakit," ucap Anam.
ADVERTISEMENT
"Kalau naik akan dibunuh. Diancam squad-squad. Siapa? Nah, ujungnya kita tau Kuat, bukan squad," pungkas dia.
Kuat Ma'aruf adalah sopir Putri Candrawathi. Dia saat ini berstatus tersangka pembunuhan berencana bersama Ferdy Sambo dan Putri.
Sebelum Yosua tewas, Vera sempat bercerita kepada kekasihnya mengenai ancaman yang ia terima beberapa kali. Ancaman itu, menurut pengacara Vera, Ramos Hutabarat, tertangkap dari pembicaraan mereka sekitar seminggu sebelum kejadian.
Komunikasi terakhir antara Yosua dan Vera terjadi pukul 16.43 WIB pada 8 Juli 2022.
Pada waktu tersebut, Yosua kemungkinan berada di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling atau di rumah dinasnya di Kompleks Polri.
“Nanti penyidik yang akan menyebutkan [isi percakapan Vera dan Yosua],” ujar Ramos.
ADVERTISEMENT
Menurut pengacara Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, Yosua menerima ancaman sejak Juni 2022, sampai-sampai ia pernah menangis karenanya.
“Ada rekaman elektronik, yang mana almarhum saking takutnya di bulan Juni, ia sampai menangis,” kata Kamaruddin di Mapolda Jambi, Sabtu (23/7).