Komnas HAM: Putri Panggil Kuat untuk Damaikan Keributan Usai Kekerasan Seksual

2 September 2022 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat rekonstruksi di rumah dinasnya, di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022).
 Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat rekonstruksi di rumah dinasnya, di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Komnas HAM membeberkan rangkaian peristiwa yang terjadi saat Kuat Ma’ruf bertemu dengan Putri Candrawathi. Rupanya, saat itu Putri sedang mencoba mendamaikan situasi.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengkonfirmasi cuplikan adegan saat rekonstruksi yang menampilkan Kuat Ma’ruf dan Putri Candrawathi yang sedang berada di suatu ruangan saat rekonstruksi peristiwa di Magelang, Jawa Tengah.
“Perlu diketahui bahwa kehadiran Kuat waktu itu adalah lebih karena ibu itu ingin mendamaikan. Jadi klarifikasi yang kami dapat (dari Putri) karena ada ribut di bawah pada malam itu (7 Juli 2022),” kata Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jumat (2/9).
Adegan itu rupanya menunjukkan rangkaian waktu pada 7 Juli 2022 malam, Sandra mengatakan, peristiwa itu terjadi setelah insiden dugaan kekerasan seksual.
“(Pertemuan) setelah ada yang menemukan dugaan kekerasan seksual ya, terjadi keributan,“ jelasnya.
Putri Candrawathi saat mengikuti rekonstruksi di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Youtube/Polri TV
Keterangan peristiwa Kuat bertemu Putri ini rupanya tidak hanya dikonfirmasi oleh keterangan Putri saja, ada saksi lain yang juga melihat peristiwa itu. Hanya saja Sandra tidak merincikan tepatnya siapa saksi tersebut.
ADVERTISEMENT
“(Keterangan) dari PC dan juga dari salah satu saksi yang kami wawancarai,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan Kuat sempat terlibat perseteruan dengan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Kuat marah karena mengetahui Yosua melakukan perbuatan tidak senonoh.
“Itu peristiwa di Magelang, dia marah katanya. Setelah dia mengetahui ada peristiwa yang tidak senonoh itu, dia marah. Itu sebetulnya gelarnya, di motif enggak terlalu signifikan juga," kata Taufan usai menghadiri rapat Komisi III di DPR, Rabu (31/8) lalu.
Infografik Putri Candrawathi Tersangka. Foto: kumparan
Meskipun penyelidikan independen Komnas HAM mengatakan ada dugaan kekerasan seksual yang terjadi sehari sebelum Yosua terbunuh, kasus ini belum bisa dikonfirmasi. Sebab, pihak kepolisian belum melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sejumlah peristiwa memang terjadi di Magelang. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, dalam rekonstruksi yang tidak ditampilkan di TV, ada adegan Yosua akan membopong Putri pada 4 Juli 2022. Kejadian itu dilihat Kuat Ma'ruf. Karena ditegur, Yosua urung membopong Putri.
ADVERTISEMENT
Lalu, ada peristiwa lain pada 7 Juli 2022 yang kemudian disebut adanya kekerasan seksual terhadap Putri oleh Yosua. Tapi, tidak dijelaskan kekerasan apa yang dialami Putri.
Kekerasan seksual ini juga masih dugaan karena Komnas Perempuan menilai dari indikasi saat pemeriksaan terhadap Putri.