Komnas KIPI Bicara soal Siswa SD Meninggal Usai Disuntik Pfizer

30 Desember 2021 20:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin Pfizer COVID-19 di Rumah Sakit Jackson Memorial, Miami, AS. Foto: Lynne Sladky/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin Pfizer COVID-19 di Rumah Sakit Jackson Memorial, Miami, AS. Foto: Lynne Sladky/AP Photo
ADVERTISEMENT
Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) telah mengusut penyebab kematian siswa SD berinisial MBS (12), yang meninggal dunia sehari setelah divaksin Pfizer di Puskesmas Mojowarno, Jombang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari menerangkan sulit mengaitkan kematian MBS dengan vaksinasi.
"Jadi kita kan sudah audit bersama Komda KIPI. Hasil investigasi mereka kita berkesimpulan tidak terkait vaksinasi. Namun, untuk mengetahui pasti penyebab kematian kita tidak cukup bukti karena anak itu divaksinasi kemudian pulang sudah pusing, dibawa ayahnya ke sawah main game," kata Hindra saat dihubungi, Kamis (30/12).
"Kemudian pulang lagi maghrib, subuh muntah, kemudian diare, kemudian ada penurunan kesadaran, besoknya dia dibawa ke puskesmas kemudian meninggal. Enggak ada data lab, CT scan nggak ada, pemeriksaan lain nggak ada," imbuh dia.
Hindra melanjutkan, MBS sempat dikhitan sebelum divaksin. Namun menurut penyelidikan, hal ini pun tak ada kaitannya dengan kematian siswa SD tersebut.
ADVERTISEMENT
"Memang dia ditunda vaksinasi karena sedang khitan, karena pada waktu jadwal vaksin, luka khitannya belum kering, jadi ditunda. Akhirnya divaksinasi di sekolahnya, ada 18 anak yang divaksinasi dengan dia," ujar dia.
"Dari 18 itu sehat yang lainnya, dia yang meninggal. Enggak ada kaitan antara kematian dia dengan obat khitan. Obat yang dimakan aman, tidak ada yang berbahaya. Dalam keadaan sehat menurut keterangan keluarga, tidak ada kontraindikasi," tambah dia.
Menurut Hindra, penyebab kematian MBS bisa saja disebabkan oleh radang otak atau pembuluh darah pecah. Namun tak ada data medis yang cukup untuk membuktikan kebenaran tersebut.
"Demam, penurunan kesadaran, muntah, diare, bisa radang otak. Penurunan kesadaran, muntah, bisa karena pecahnya pembuluh darah tapi itu nggak bisa kita buktikan," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini tidak ada laporan radang jantung. Gejalanya kalau radang jantung biasanya 2 minggu setelah divaksinasi, bukan dalam waktu kurang dari 24 jam," lanjut dia.
Sebab itu, Hindra menekankan sulit untuk memastikan kematian MBS terkait vaksinasi. Namun ia mengatakan pihaknya terbuka untuk mengautopsi MBS apabila ada keinginan dari keluarga.
"Enggak ada laporan yang seperti dialaminya, baik di indonesia atau negara lain, jadi memang sulit menyebabkan pasti meninggalnya yang bersangkutan. Kita beranggapan saat ini bukti yang ada, tidak terkait vaksinasi," ujar Hindra.
"Kita tidak meminta kepada orang tua mereka [untuk diautopsi], tetapi kalau memang dari keluarga ingin tentunya akan kita lakukan," jelasnya.
Di sisi lain, secara umum belum ada kasus serupa MBS yang terjadi pada vaksinasi corona anak. Keluhan efek samping atau KIPI bisanya segera dilaporkan, ditangani, dirujuk ke fasilitas kesehatan, dan tertolong.
ADVERTISEMENT
Namun Hindra mewanti-wanti orang tua untuk tak meremehkan KIPI vaksinasi pada anak. Ia mengimbau agar anak segera dibawa ke faskes apabila mengalami gejala KIPI yang tak kunjung reda pasca vaksinasi COVID-19.
"Anak-anak biasanya mengeluhkan demam, sakit kepala, pusing, mual, muntah lemas. Tapi biasanya 1-2 hari langsung [hilang]," paparnya.
"[Sementara indikasi bahaya] dilihat dari seberapa intens gejalanya. Kalau sakit kepalanya terlihat menderita, diberi obat tidak kunjung reda, dimuntahkan lagi. Nyeri otot nyeri sendi sudah diobatin tidak kunjung membaik, saatnya untuk berobat," tandas dia.
Mengutip Jatim Now, MBS menerima vaksinasi dengan jenis vaksin Pfizer pada Senin (27/12). Malamnya korban demam tinggi serta muntah lalu dibawa ke Puskesmas Mayangan, Jogoroto, dan dinyatakan meninggal dunia pukul 05.00 WIB, Selasa (28/12).
ADVERTISEMENT