Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Komnas KIPI: Di Jatim dan Bali Tak Ada Laporan Efek AstraZeneca Seperti di Sulut
30 Maret 2021 16:03 WIB

ADVERTISEMENT
Program vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) yang sempat dihentikan akibat Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) direkomendasikan dilanjutkan hari ini, Selasa (30/3). Komnas KIPI menilai, efek samping yang dirasakan warga usai divaksin menurut laporan Dinas Kesehatan Sulut ringan dan sudah teratasi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, program vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca di daerah lain terus berlanjut. Selain Sulut, tak ada laporan KIPI usai vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca dari daerah lain, termasuk Bali dan Jatim yang sudah melancarkan program vaksinasi dengan vaksin tersebut.
"Saya kira semua orang tahu bahwa efek samping vaksin memang mual, muntah, sakit kepala, pusing, nyeri otot. Itu sehari atau dua hari juga hilang. Semua (yang di Sulut) sudah sembuh. Di Bali dan Jatim enggak (ada laporan KIPI)," kata Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari kepada kumparan, Selasa (30/3).
Selain Jatim dan Bali, sebenernya 1,1 juta vaksin AstraZeneca juga disebar ke NTT, Jambi, hingga Maluku. Namun Komnas KIPI belum menerima laporan dari ketiganya.
ADVERTISEMENT
Menurut Hindra, tidak ada laporan KIPI dari daerah lain bukan karena tidak ada yang mengalami. Tetapi karena KIPI yang dialami ringan, sudah diketahui lumrah, dan daerah lain merasa hal ini tak perlu dilaporkan. Kata Hindra, KIPI ringan di Sulut pun hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah KIPI saat clinical trial vaksin AstraZeneca.
"Reaksinya (efek samping ringan yang dilaporkan Sulut) memang sama dengan yang ada di vaksinasi 1,2,3 clinical trialnya vaksin AstraZeneca. Dan sulut itu nggak lebih sering atau tinggi. Kan kita membandingkan data (KIPI) di sulut dengan data (KIPI) clinical trial 1,2,3 vaksin AstraZeneca. Itu lebih rendah yang Sulut," jelas Hindra.
Oleh sebab itu, Komnas KIPI telah melakukan sosialiasi terkait efek samping ringan dari penggunaan vaksin AstraZeneca agar tidak terjadi miskomunikasi. Supaya tidak ada lagi penghentian sementara program vaksinasi akibat efek samping ringan vaksin AstraZeneca seperti di Sulut.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita sudah bersama WHO. WHO mengirimkan riset, brosur. Mendampingi WHO di Sulut itu, supaya masyarakat lebih mengerti, dinas kesehatan juga lebih paham, nakes juga lebih tinggi kemampuan edukasi untuk risk communication. Kita lakukan itu strateginya supaya tidak terulang lagi. Tidak terjadi miskom," pungkasnya.
Dikutip dari manadobacirita, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara menghentikan sementara pelaksanaan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca pada Sabtu (27/3). Musababnya mereka melaporkan, 5 -10 persen masyarakat yang disuntikkan vaksin tersebut mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Juru bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara, dr Steaven Dandel, menjelaskan KIPI yang dirasakan warga usai divaksinasi adalah gejala demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual dan muntah. Oleh sebab itu, diputuskan penghentian vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca meski sifatnya sementara.
ADVERTISEMENT
Dandel menjelaskan dalam Emergency Use Authorization (EUA) vaksin AstraZeneca, sebenarnya telah disebutkan bahwa KIPI ini adalah efek samping atau adverse effect dari vaksin tersebut yang sifatnya sangat sering terjadi. Maka, saat ini pihaknya perlu mempersiapkan komunikasi risiko kepada masyarakat untuk dapat menerima fakta tersebut sehingga tidak terjadi kepanikan.