Komnas KIPI soal Kondisi Tukul: Kemungkinan Besar Tak Terkait dengan Imunisasi

24 September 2021 14:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komnas Pengkajian & Penanggulanan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP-KIPI) Hindra Irawan Satari memberikan keterangan pers terkait pengawalan keamanan vaksin COVID-19 di Jakarta, Kamis (19/11). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komnas Pengkajian & Penanggulanan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP-KIPI) Hindra Irawan Satari memberikan keterangan pers terkait pengawalan keamanan vaksin COVID-19 di Jakarta, Kamis (19/11). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menanggapi soal dugaan pendarahan otak yang dialami pelawak Tukul Arwana dikaitkan dengan vaksin Pfizer.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Tukul sempat dilarikan ke RS Pusat Otak Nasional (PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta pada Kamis (23/9). Tukul diketahui sempat mengunggah momen ketika dirinya divaksinasi pada 3 hari yang lalu. Diketahui vaksin yang digunakan adalah vaksin m-RNA Pfizer.
Menanggapi hal tersebut, Hindra mengatakan vaksinasi tak ada kaitannya dengan pendarahan otak yang dialami Tukul. Hal ini jika dilihat dari jeda waktu antara pemberian vaksin dengan KIPI yang dinilai cukup berjarak. Selain itu, kondisi yang dialami Tukul bisa saja diikuti dengan sejumlah penyakit lain.
"Apabila melihat jarak waktu antara KIPI yang terjadi dengan imunisasi yang diberikan dan apabila ternyata ada penyakit lain seperti kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, perokok, gangguan irama jantung, kekentalan darah dan lain-lain, maka kemungkinan besar KIPI yang terjadi tidak terkait dengan imunisasi," kata Hindra kepada kumparan, Jumat (24/9).
ADVERTISEMENT
Vaksin Pfizer ini menggunakan platform m-RNA yang dikenal dengan angka efikasi tinggi hingga di atas 90%. Penelitian mengenai KIPI yang dikaitkan dengan vaksin tersebut menemukan bahwa terdapat efek samping berupaya radang otot jantung (miokarditis) dan juga radang selaput jantung (perikarditis). Namun kondisi ini memang sangat jarang terjadi.
Untuk itu, Hindra juga yakin bahwa Komda KIPI tempat kejadian tersebut dilaporkan yakni DKI Jakarta tengah melakukan investigasi terkait penemuan ini.
"Saya yakin Komda KIPI DKI beserta Dinkes DKI sedang investigasi, sehingga audit bersama Komnas dapat segera dilakukan dan mudah-mudahan datanya juga lengkap," tutup Hindra.
Pihak RS PON sebelumnya juga telah mengklarifikasi terkait isu yang tengah berkembang ini. Dalam jumpa pers yang disampaikan Dirut RS PON Mursyid Bustami, kondisi yang dialami Tukul tak ada kaitannya dengan vaksinasi.
ADVERTISEMENT