Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Komplotan penipu dengan modus hipnotis beraksi di Kota Medan, Sumatera Utara. Pelaku memperdaya korban hingga rela menyerahkan seluruh depositonya yang berjumlah ratusan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Korbannya adalah Anna Sinuraya (70) warga Kecamatan Medan Selayang. Uang depositonya hari tua sebesar Rp 325 juta, dilarikan komplotan tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada 16 Juli lalu. Saat itu, Anna yang sedang berbelanja di kawasan Jalan Jamin Ginting dihampiri seorang pria yang menanyakan jalan ke Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang. Saat itu Anna menjawab, lokasi tersebut sangat jauh dari kota Medan.
"Tak lama berselang datang seorang perempuan yang ikut bicara. (Wanita itu membenarkan) kalau (Kecamatan Tanjung Morawa) itu jauh. Lalu saya bilang (ke perempuan itu) kau bantulah bapak ini, dia enggak orang sini, begitu aja ku bilang ke perempuan itu," ujar Anna dalam jumpa pers di Kantor Pusat Bantuan Hukum (PBH) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Medan, Jumat (2/8).
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, wanita tersebut meminta tolong pada 2 orang pria yang sedang mengendarai mobil.
Empat orang yang saling tak mengenal itu, tiba-tiba saja mendiskusikan sesuatu mengenai bisnis showroom. Seorang pelaku juga mengaku sedang menyuruh seseorang menukarkan uang ke bank.
Anna pun tiba-tiba diajak mereka, dan entah kenapa ia menurut saja.
“Terus diajaklah aku, terus nurut aku padahal aku mau belanja. Jadi naik kami mobil. Lalu kata lelaki yang pertama saya kenal kepada (pelaku) wanita itu, 'gini aja, kalau ada uangmu di bank (pinjam) aja uangmu dulu nanti kita cairkan sekaligus, ada uangku Rp 100 juta di BRI kok,” jelas Anna menceritakan percakapan di dalam mobil.
Perempuan tersebut kemudian turun di sebuah bank wilayah Kelurahan Sari Rejo. Sementara Anna diminta tinggal di dalam mobil bersama 3 orang lainnya.
ADVERTISEMENT
“Aku tak tahu transaksi di dalam (bank) atau (jumlah) uang yang diambilnya. Setelah itu (perempuan itu kembali) membawa Rp 100 juta, diberikan ke orang asing pertama. Perempuan itu berkata, nanti kubayar Rp 150 juta, lumayan jadi bisa aku buka showroom lagi, ada modalku Rp 50 juta," cerita Anna menirukan ucapan perempuan tersebut.
Anna kemudian ditawari perempuan tersebut untuk mengikuti caranya. Lagi-lagi, Anna menurut saja. Ia manut ketika para komplotan ini mengantarnya pulang untuk mengambil buku tabungan.
“(Setelah itu) dibawa aku ke BRI Tanjung Rejo. Di situ aku sudah enggak tahu aku (tidak sadar), kupikir di BRI Jalan Jamin Ginting. Jadi dicairkanlah uang di sana Rp 75 juta,’’ ujar Anna.
Tak hanya di bank kawasan Tanjung Rejo, komplotan ini juga membawa Anna ke sebuah bank di kawasan USU untuk mencairkan depositonya.
ADVERTISEMENT
“Pegawai (bank sempat bertanya), kok diambil? Kan belum jatuh tempo. Terus dijawab (pelaku) perempuan tadi untuk bangun rumah. Terus dicairkanlah uang tadi Rp 250 juta,’’ ungkap Anna.
Usai menguras seluruh tabungan dan depositonya, Anna kembali diajak komplotan ini membeli buah, dengan alasan seorang pelaku mengaku lapar, namun ia vegetarian. Akhirnya mobil para pelaku berjalan ke sebuah toko buah di Kelurahan Tanjung Rejo.
Di sana, pelaku perempuan berkata ingin ke toilet, sementara Anna dibiarkan memilih buah.
“Saya masukkan buah apel, pir anggur ke keranjang, namun wanita tadi tak datang juga. Aku sudah sangsi kok enggak datang datang kawan ini?" batin Anna.
Ia pun semakin curiga. Ia berusaha mencari para pelaku, namun mereka sudah meninggalkan toko buah tersebut. Saat itulah Anna baru sadar dirinya dihipnotis. Ia mengaku bingung, dan tak tahu harus berbuat apa.
ADVERTISEMENT
“Aduh udah kena tipu aku. Kemudian aku lari ke depan, orang berdatangan. (Anna berkata) kalian bantulah aku, sudah kena hipotis aku ini," ucap Anna.
Beruntung ada warga yang meminjamkan ponsel agar Anna dapat menghubungi anaknya. Begitu anaknya tiba, Anna langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Medan Sunggal.
Ketua PBH Peradi Medan Rumintang Naibaho mengatakan, modus hipnotis seperti ini bukan sekali terjadi. Dari laporan yang diterima Peradi, sudah tiga korban yang mengadu, termasuk Anna. Para korban rata-rata lansia yang sudah berkepala enam.
Atas peristiwa ini Rumintang meminta pihak kepolisian lebih cermat dan maksimal dalam menyelesaikannya karena termasuk kasus yang rumit .
“Karena tidak ada disebutkan pasal hipnotis, tidak ada. Tapi akan mengarah ke Pasal 378 karena dia merayu, membujuk, supaya menyerahkan duitnya ke orang yang dihipnotis, sasarannya ke situ,’’ ujar Rumintang.
ADVERTISEMENT
Sementara Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu Syarif Ginting membenarkan laporan korban hipnotis. Namun pihaknya baru menerima satu laporan.
“Laporan baru satu ada, saat ini sedang melakukan penyelidikan. Berdasarkan CCTV yang ada di tempat (korban) mengambil uang. Masih dalam pengembangan,” ucap Syarif saat dikonfirmasi.