Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kompolnas Beri Catatan Buat Polri soal Polemik Sukatani: Polisi Harus Bijaksana
24 Februari 2025 13:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kompolnas memberikan catatan kepada Polri terkait polemik Band Sukatani dengan lagu “Bayar Bayar Bayar”. Kompolnas mengatakan, kritik dalam lagu 'Bayar Bayar Bayar' harusnya menjadi pengingat bagi institusi Polri untuk berbenah.
ADVERTISEMENT
Ketua Harian Kompolnas Arief Wicaksono Sudiutomo mengatakan, harus menyikapi kejadian itu dengan positif. Artinya, masih ada masyarakat yang peduli dengan Polri.
"Jadi yang pertama, kita harus memaknai dari fenomena tersebut dengan positif. Positif itu dalam arti kata, masyarakat itu kalau mereka masih peduli, mereka masih memberikan masukan caranya bermacam-macam, itu mereka masih mencintai institusi Polri sebetulnya," kata Arief kepada wartawan, Senin (24/2).
Kompolnas menekankan, pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang menegaskan Polri tidak antikritik. Ia menyinggung, pernyataan Sigit dalam rapat pimpinan Polri pada 31 Januari agar Kapolda hingga Kapolres membuat akun media sosial.
"Pak Kapolri bilang, perintahkan kepada Pak Kapolda dan Pak Kapolres untuk membuat akun medsos. Jadi masyarakat harus bisa memanfaatkan akun medsos yang dibuka Pak Kapolda dan Pak Kapolres di seluruh Indonesia," kata Arief.
ADVERTISEMENT
"Jadi Pak Kapolri sendiri tidak ada masalah. Yang kedua, bagaimana juga dengan adanya masukan, entah itu namanya kritisi atau bagaimana melalui musik yang kalau saya lihat karya seninya juga cukup bagus. Bagus malah, saya juga kagum juga," tutur dia.
Kompolnas menuturkan, jika ada anggapan Polri dinilai represif, juga tidak tepat. Mereka menilai sebenarnya kinerja Polri sudah cukup baik. Meski begitu, Kompolnas tidak menampik masih ada oknum yang bekerja tidak sesuai harapan masyarakat.
"Jadi paling tidak masukan-masukan itu kan ada di konten nyanyian tadi, teksnya kan? Bayar ini, bayar polisi, pungli, kemudian masuk penjara segala macam, itu kan dari Sukatainya kan juga bilang yang dimaksud itu adalah oknum. Tapi saya menghindari kata-kata oknum," kata Arief.
ADVERTISEMENT
"Saya menghindari (oknum), saya menggunakan kata-kata person. Memang tidak bisa dimungkiri, jujur aja ada kemungkinan person-person di lingkungan Polri itu yang berbuat yang demikian. Nah itu harus dijadikan masukan yang sangat baik," tutur Arief.
Oleh sebab itu Kompolnas meminta Polri harus menyikapi dengan bijak kritik yang disampaikan Sukatani lewat lagu 'Bayar, Bayar, Bayar'.
"Benar, reaktif itu nanti akan menimbulkan reaksi yang sebaliknya. Kayak dulu kalau waktu kita sekolah kebetulan saya SMA IPA itu ada namanya hukum Newton, aksi sama dengan reaksi. Jadi kalau kita memberikan reaksi yang berlebihan pasti mereka akan berbalik. Ya kan jadi kita harus membacanya memaknai dengan hal-hal yang sifatnya positif, itu positif," kata Arief.