Kompolnas Sudah Minta Keterangan Keluarga Brigadir Yosua di Jambi

20 Juli 2022 20:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto di Bareskrim Polri, Rabu (20/7/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto di Bareskrim Polri, Rabu (20/7/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Kompolnas menyatakan telah meminta keterangan dari keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, polisi yang tewas di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto, usai gelar perkara kasus dugaan pembunuhan berencana yang dilaporkan keluarga Brigadir Yosua.
"Kami di Jambi ketemu langsung keluarga. Kami mendengarkan cerita secara runut sejak berita diterima itu kematian, jenazah datang, serah terima jenazah sampai dengan ke pemakaman," ujar Benny kepada wartawan, Rabu (20/7).
Foto alm. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Foto: kumparan
Dari sana, kata Benny, keluarga Brigadir Yosua mengeluh soal tindakan anggota kepolisian saat jenazah. Hal itu kemudian nanti menjadi salah satu perhatian pihaknya dalam rangka pemeriksaan.
"Apakah anggota sudah melakukan tugasnya sesuai SOP, kemudian kedua apakah sudah menunjukkan tindakan dan perilaku sebagai anggota Polri yang baik," terangnya.
Benny menyebut, semua cerita dan keluhan yang didapatnya dari keluarga itu telah disampaikan saat gelar perkara. Nantinya, perkembangannya bakal disampaikan.
ADVERTISEMENT
"Jadi tadi sudah secara komperhensif disampaikan tinggal nanti tim khusus akan menindaklanjuti," pungkasnya.

Latar Belakang Kasus

Brigadir Yosua dilaporkan tewas di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7). Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi menyebut Yosua tewas karena ditembak Bharada E.
Penembakan itu dipicu teriakan istri Irjen Ferdy, Putri, yang disebut Kombes Budhi hendak dilecehkan Brigadir Yosua.
Namun cerita versi polisi itu ditentang keluarga, karena di tubuh Yosua ada luka lebam dan jarinya putus. Kemudian, keluarga juga dilarang membuka peti ketika jenazah tiba di rumah duka.
Saat ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah membentuk tim khusus guna mengungkap kematian Brigadir Yosua.