Kondisi Bocah di Medan yang Dilecehkan hingga Kena HIV: Fisik dan Psikis Trauma

16 September 2022 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban pelecehan seksual, yang terkena penyakit HIV AIDS di Medan, saat dirawat di rumah sakit. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Korban pelecehan seksual, yang terkena penyakit HIV AIDS di Medan, saat dirawat di rumah sakit. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus bocah perempuan 12 tahun di Kota Medan dilecehkan sejumlah keluarga dekatnya hingga terkena HIV membuat publik prihatin. Korban diduga mengalami pelecehan seksual sejak usia 7 tahun.
ADVERTISEMENT
Pengacara korban, Arianto Nazara, mengatakan korban diketahui terkena HIV berdasarkan pemeriksaan medis.
Awalnya korban sakit pada bulan Juni 2022, lalu pihak keluarga meminta bantuan pendampingan pengobatan melalui Team Fortune Community. Dari pemeriksaan medis akhirnya diketahui korban mengidap HIV.
“Kita mengetahui bahwa dari medis dicek bahwa anak ini terkena HIV/AIDS,” katanya kepada wartawan di Mapolrestabes Medan, Jumat (16/9).
Sementara itu pendamping keluarga, David Angdreas, mengatakan korban sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Medika Medan. Selain dinyatakan terinfeksi HIV, kondisi daerah sensitif korban juga memprihatinkan. Diduga mengalami perubahan karena kekerasan seksual.
Sementara itu, mengenai hasil visum polisi, pihaknya belum mengetahui hasilnya. “Hasil visum sudah keluar, tapi kita belum diberi tahu oleh pihak kepolisian,” kata David kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
David juga mengatakan saat ini korban dalam keadaan trauma akibat tragedi hidup yang dialaminya. “Korban masih tertutup, labil, kita bilang pikirannya,” kata David.
Untuk memulihkan psikologisnya, korban sekarang berada di sebuah rumah singgah khusus penanganan HIV.
“Sekarang ini yang mendampingi untuk pengobatan, dari pihak Yayasan Peduli Anak,” tutup David.
Korban dilecehkan sejak kecil
Kasus pelecehan yang dialami korban cukup panjang. Berdasarkan keterangan korban, sejak usia bayi hingga 7 tahun tepatnya pada 2017, ia tinggal bersama ibunya di Perumahan MNTC Medan.
Ibunya telah berpisah dengan ayah korban. Di rumah tersebut, sang ibu ternyata tinggal dengan pacarnya, berinisial B.
“Korban mengaku bahwa ibunya bekerja pada malam hari dan sering ditinggal berdua bersama B dan pengakuan korban bahwa B pertama yang melecehkannya,” kata David Rabu (14/9)
ADVERTISEMENT
Setelah ibu korban meninggal dunia, korban kemudian dirawat ayah kandungnya. Selama tinggal bersama sang ayah, korban juga tinggal bersama nenek korban berinisial K dan adik neneknya, yakni pria berinisial CA. Di rumah itu, korban diduga dicabuli CA.
Dari kejadian itu, nenek korban mengajak korban ke Palembang di tempat keluarga yang lain. Sementara ayah korban kabur dari rumah karena memiliki banyak utang.
Setelah pulang dari Palembang, korban bersama neneknya kembali ke Medan. Dia tinggal bersama anak dari kakak neneknya, seorang perempuan berinisial A, kurang lebih 2 tahun atau tepatnya hingga 2021.
Diduga A merupakan seorang muncikari.
Sedangkan pengakuan korban, dia bersama anak A (sepupu korban) sempat diajak menemui seorang pria. Mereka lalu diberi uang Rp 300.000.
ADVERTISEMENT
“Pria itu mau bersama anak A dan anak A menolak tetapi dipukul oleh A dan akhirnya anak A menyetujuinya, lalu mereka (bersama korban) dibawa ke suatu tempat, tapi korban lupa di mana," kata David.
Berdasarkan keterangan korban, selama tinggal di rumah A, ia kerap mendapatkan perilaku kekerasan, termasuk kekerasan seksual dari suami A.
“Mereka pernah dibawa ke Hotel Danau Toba dan selama tinggal dengan A, korban sering mendapatkan perlakuan kasar dari A, salah satunya dari suami A, yakni Al. Pengakuan korban bahwa dia pernah ditelanjangi dan digantung dengan tulisan di lehernya mengatakan dia pencuri,” ujar David.
Tidak berselang lama, korban pindah ke rumah teman neneknya selama 8 bulan. Kemudian dia pindah lagi dan kini bersama keluarganya berinisial AY. Namun baru 3 bulan tinggal di rumah AY, korban sakit.
ADVERTISEMENT
“AY lalu memberitahukan kepada neneknya bahwa korban sakit-sakitan dan sudah dicari dokter tidak sembuh sehingga nenek korban minta AY menghubungi Team Fortune Community untuk membantu pengobatan,” ujar David.
Selanjutnya komunitas itu membantu korban ke rumah sakit. Nahas, korban dinyatakan positif HIV.