Kondisi Perairan Utara Bali Lokasi Hilangnya Kapal Selam Nanggala: Palung Laut

24 April 2021 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laut . Foto: Joel Arbaje via Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laut . Foto: Joel Arbaje via Unsplash
ADVERTISEMENT
Kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, Rabu (21/4) dini hari lalu. Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Gubernur Bali, I Ketut Sudiarta, menjelaskan kondisi laut di perairan utara Bali ini.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, secara umum laut Bali utara merupakan laut transisi antara paparan Sunda yang dangkal di sebelah barat, dengan paparan Sahul yang dalam di sebelah timur.
"Sehingga laut utara Bali itu termasuk kategori palung laut. Yang disebut sebagai palung laut Bali-Flores, itu kan menyambung sampai ke laut Flores, dan merupakan laut yang dalam," kata dia, saat dihubungi wartawan, Sabtu (24/4).
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dan KRI Oswald Siahaan (OWA) -354 bersiap-siap berlayar untuk melakukan operasi pencarian KRI Nanggala-402 di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (24/4/2021). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Kedalaman laut Bali utara tersebut mencapai 700 meter dan semakin ke timur atau ke arah Selat Lombok kedalaman laut bisa mencapai 1,3 kilometer.
"Kalau di dekat Selat Lombok itu kedalamannya sampai 1,3 kilo. Tapi kalau di utaranya Celukan Bawang itu sekitar 700 meter artinya semakin ke timur dia semakin dalam karena dia termasuk palung laut," kata dosen Universitas Warmadewa, Denpasar, jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, ini.
ADVERTISEMENT
Kondisi kedalaman laut tersebut membuat perairan utara Bali ditetapkan sebagai tempat latihan TNI AL, termasuk kapal selam, tepatnya dari Bayuwangi (Jawa Timur) sampai ke utara Singaraja (Bali).
Sementara itu, kondisi arus laut di Bali utara relatif kuat dan memutar karena pengaruh arus global yang disebut Arlindo atau Arus Laut Kepulauan Indonesia.
Arus kuat tersebut karena adanya angin global yang masuk ke Selat Makassar dari Pasifik, dari Pasifik masuk ke Selat Makassar lalu ke selat Lombok, dan masuk ke samudera Hindia.
"Pada intinya ya di sana banyak arus termasuk arus balik, adwilling. Arah arusnya dari selat Makassar dia ke barat, kemudian mutar lagi ke timur di selatannya Pulau Kangean (Jawa Timur) dan berbelok lagi ke selatan nanti ke timur dan sebagai ke selat Bali dan sebagian ke timur. Jadi pola arusnya memutar," kata Sudiarta.
KRI Nanggala-402. Foto: Dok. TNI AL
Ia menambahkan, arus di Bali Utara lebih kuat ke arah timur atau ke arah laut lebih dalam.
ADVERTISEMENT
"Dengan kondisi begitu terjadi arus balik ke Utara Bali. Begitu sampai di barat direfleksikan oleh dinding-dinding laut dia dibalikin lagi ke timur," kata Sudiarta.
Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di perairan utara Bali pada Rabu (21/4) sekitar pukul 03.00 WIB.
Kapal tersebut diduga mengalami blackout atau mati listrik total. Hal itu, membuat awak kapal tidak dapat melakukan proses kedaruratan berupa tombol darurat untuk membuat kapal timbul ke permukaan.
KRI Nanggala merupakan kapal selam buatan Jerman pada 1977 yang masuk jajaran TNI AL pada 1981. Saat mengarungi laut utara Bali itu, kapal selam berisi 53 awak, terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, dan tiga personel arsenal.
ADVERTISEMENT
Oksigen bertahan 72 jam hingga pukul 03.00 WIB tadi.