news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kondisi Perempuan di Gaza: 13.900 Orang Jadi Janda, Rentan Hadapi Pelecehan

13 Maret 2025 13:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Ammar Awad/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Ammar Awad/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perempuan di Gaza menghadapi kenyataan pahit setelah perang berkepanjangan. Kehilangan suami, rumah, hingga akses ke layanan dasar memaksa mereka berjuang sendiri untuk bertahan hidup. Dalam kesehariannya, mereka pun rentan mengalami pelecehan.
ADVERTISEMENT
Biro Statistik Pusat Palestina (PCBS) mencatat sekitar 13.900 perempuan menjadi janda, kehilangan pencari nafkah utama, dan kini bertanggung jawab penuh atas keluarga mereka.
“Ibu-ibu di Jalur Gaza hidup di antara mimpi buruk setiap hari dan depresi yang mengakar,” kata PCBS, mengutip Al Jazeera, Kamis (13/3).
Mereka harus memastikan anak-anak mereka mendapatkan makanan dan air bersih, di tengah sistem kesehatan yang runtuh.
Sejak perang meletus 7 Oktober 2023, lebih dari 48 ribu warga Palestina tewas di Gaza. Sebanyak 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Hidup dalam Ketakutan hingga Krisis Kesehatan

Para perempuan Gaza yang tinggal di kamp pengungsi. Foto: AFP
Menurut UN Women pada 2024, hampir 1 juta wanita dan anak perempuan telah mengungsi.
Laporan tersebut juga mengungkap, selama perjalanan mengungsi, perempuan menghadapi risiko penahanan dan pelecehan.
ADVERTISEMENT
Banyak yang memilih tetap tinggal untuk merawat anggota keluarga lanjut usia atau penyandang disabilitas yang tak bisa berpindah.
Dana Kependudukan PBB (UNFPA) melaporkan lebih dari setengah juta perempuan tidak memiliki akses ke layanan kesehatan dasar, termasuk perawatan pascanatal dan pengobatan infeksi menular seksual.
Setidaknya 690 ribu wanita dan anak perempuan kehilangan akses berkelanjutan ke barang-barang kebersihan.
Privasi dan sanitasi yang aman pun menjadi kemewahan di kamp-kamp pengungsian.
Di tengah kelangkaan pangan, penutupan sekolah, dan hilangnya pendidikan, para perempuan khawatir pernikahan dini menjadi jalan keluar yang dipilih keluarga untuk bertahan.
Kondisi perempuan Gaza di tengah krisis kemanusiaan akibat serangan Israel. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa