Konferensi Iklim PBB Kembali Digelar, Fokus Tekan Pemanasan Global

3 Desember 2018 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden COP24, Michal Kurtyka (tengah). (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden COP24, Michal Kurtyka (tengah). (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertemuan tahunan PBB tentang perubahan iklim global atau United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) kembali digelar. Pertemuan yang biasa disebut dengan Conference of Parties (COP) ini digelar di Kota Katowice, Polandia, pada 3-14 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, merupakan pertemuan COP ke-24 yang bertujuan untuk menyelesaikan pedoman implementasi Perjanjian Perubahan Iklim Paris atau Paris Agreement pada COP ke-21 tahun 2015. Perjanjian Paris itu berisi tentang pedoman mengawal pengurangan emisi gas karbon dioksida atau gas rumah kaca yang berlaku sejak 2020.
Presiden COP24 Michal Kurtyka mengatakan, untuk mendukung pengurangan emisi gas karbon dioksida, dibutuhkan kontribusi dari masing-masing negara yang tergabung dalam UNFCCC dengan menekan peningkatan laju pemanasan global hingga di bawah 1,5-2 derajat celcius.
“Perjanjian Paris 2015 mulai berlaku lebih cepat daripada perjanjian lain sejenisnya. Saya sekarang memanggil semua negara untuk datang bersama-sama ke Katowice, untuk membangun keberhasilan ini dan membuat perjanjian itu berfungsi sepenuhnya,” kata Michal saat pembukaan COP24 di International Congress Centre, Katowice, Polandia, Senin (3/12).
ADVERTISEMENT
“Kita siap untuk bekerja dengan semua negara untuk memastikan bahwa saat meninggalkan Katowice nanti, kita mendapatkan seperangkat pedoman implementasi lengkap dan dengan pengetahuan bahwa kita telah melayani dunia dan masyarakat global,” tambahnya.
Presiden COP24, Michal Kurtyka. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden COP24, Michal Kurtyka. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
Di lokasi yang sama, UN’s Climate Chief Patricia Espinosa menekankan dukungan setiap negara, sektor swasta, dan masyarakat dunia harus meningkatkan aksi iklim jika ingin membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius.
Apabila kenaikan suhu dunia melampaui batas tersebut, Patricia khawatir bencana terburuk akan terjadi, mulai dari kondisi cuaca ekstrem, matinya terumbu karang, hingga kekurangan pangan.
“Hal ini menegaskan perlunya mempertahankan komitmen terkuat terhadap tujuan Persetujuan Paris untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 2 derajat celcius dan mengejar upaya menuju 1.5 derajat celcius,” tegas Espinosa .
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut Patricia, kesadaran publik dan kepedulian akan solusi masalah lingkungan ini telah meningkat karena bukti yang jelas bahwa iklim global sedang berubah.
"Kami tidak bisa memberi tahu jutaan orang di seluruh dunia yang sudah menderita akibat perubahan iklim yang tidak kami berikan, jadi sangatlah penting dari adanya peran dari masing-masing negara untuk bekerjasama,” pungkasnya.
Forum COP24 di Katowice, Polandia. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Forum COP24 di Katowice, Polandia. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
COP adalah forum tertinggi dari Konvensi UNFCCC. Dalam COP24, setiap perwakilan pemerintah, lembaga/kementerian, LSM, hingga aktivis lingkungan dari 200 negara yang akan saling berdiskusi untuk menghasilkan suatu kepastian apa saja yang akan diimplementasikan dari Perjanjian Paris.
Pemerintah Indonesia menjadi salah satu negara yang berperan aktif dalam UNFCCC. Dalam COP24, Indonesia akan membawa berbagai fokus, mulai dari National Determined Contributions (NDC),m sebagai wujud dari Perjanjian Paris, Adaptation Communication, Transparancy Framework for Action and Support, dan Climate Finance atau Adaptation Fund.
ADVERTISEMENT
Indonesia mengirimkan 450 orang delegasi yang terdiri atas pihak-pihak yang berpengalaman di bidang masing-masing. Sedikitnya 80 orang dikirimkan sebagai negosiator, sedangkan sisanya melaksanakan soft diplomacy melalui berbagai side event, khususnya Paviliun Indonesia.
Direncanakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya akan hadir dalam COP24. Ia akan melakukan serangkaian negosiasi dengan berbagai negara dalam memperjuangkan masalah perubahan iklim global.