Konflik Hamas-Israel: Serangan Darat hingga Teror 'Boneka Berdarah'

29 Oktober 2023 7:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
ADVERTISEMENT
Israel kembali menyerang Jalur Gaza lewat udara dan serangan artileri pada Sabtu (28/10). Pasukan Zionis menyatakan, berhasil menghantam 150 target bawah tanah di milik Hamas.
ADVERTISEMENT
Sampai sekarang belum ada data korban jiwa dan luka terkait serangan sejak Jumat malam lalu. Serangan sejak Jumat lalu merupakan yang terbesar dari Israel sejak perang melawan Hamas mulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Lewat X salah seorang pejabat, militer Israel menegaskan, bahwa serangan besar di Gaza sudah ditargetkan. Sebab, mereka ingin membasmi Hamas dan infrastrukturnya di Gaza.

Jet Israel Bombardir Sekitar RS Indonesia

Api dan asap membubung di atas Kota Gaza selama serangan Israel pada 27 Oktober 2023, Foto: YOUSEF HASSOUNA/AFP
Media Al Jazeera, melaporkan adanya serangan brutal yang dilancarkan jet Israel di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan RS Al-Shifa, Sabtu (28/10) dini hari waktu setempat. Pekan lalu, pesawat tempur Israel juga sempat membombardir area sekitar tiga rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk RS Indonesia.
Sidang Umum PBB sebenarnya telah sepakat mendesak dilakukannya gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza. Keputusan ini diambil dengan cara voting dan disetujui oleh 120 suara; sedangkan 45 suara lainnya abstain; dan 14 sisanya termasuk Israel dan Amerika Serikat menolak.
ADVERTISEMENT
Di saat yang sama, Israel juga baru saja memperluas operasi darat mereka di Jalur Gaza. Kilatan cahaya jingga terus menerangi malam di Kota Gaza ketika serangan udara satu per satu menghantam wilayah yang sudah hancur itu.
Kelompok Hamas menyebut Israel telah menggandakan serangan udara mereka ke Jalur Gaza pada Jumat malam, setelah seruan gencatan senjata dari Majelis Umum PBB dikeluarkan.
Akibat serangan brutal dari Israel itu, kini seluruh jaringan internet dan komunikasi di Jalur Gaza mati total. Tak hanya kehilangan akses terhadap makanan, air, hingga listrik dan bahan bakar, kini masyarakat sipil di Jalur Gaza juga terputus komunikasinya dengan dunia luar.

Hamas Lawan Serangan Darat Israel di Dalam Gaza

Seorang pria Palestina membawa korban anak-anak di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Sayap militer Hamas pada Jumat (27/10) malam melawan gempuran serangan pasukan darat Israel di dalam Gaza.
ADVERTISEMENT
"Kami sedang melawan pasukan darat Israel di Beit Hanoun (sebelah utara Jalur Gaza) di sebelah timur Bureij dan kekerasan telah terjadi di darat," kata keterangan Brigadir Ezzedine al-Qassam, seperti dikutip dari AFP.
Juru bicara militer Israel, Nir Danar, membenarkan bahwa pasukannya sudah menggempur Gaza lewat darat. Sebelumnya, Israel menyerang Gaza lewat udara.
"Pasukan kami beroperasi di dalam Gaza seperti yang mereka lakukan kemarin," kata Nir Dinar.
Pasukan darat Israel sebenarnya telah masuk secara terbatas ke Gaza pada Rabu dan Kamis. Namun, pada Jumat ini pasukan Zionis masuk secara masif ke wilayah kekuasaan Hamas itu.

Pemukim Israel di Tepi Barat Ancam Anak-anak dengan "Boneka Berdarah"

Boneka berdarah di Tepi Barat Foto: Twitter @jafra_ps
Pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki menyebarkan selebaran berisi ancaman dan meninggalkan boneka berlumuran darah di sebuah sekolah yang sudah dirusak. Dalam selebaran itu, mereka memperingatkan warga Palestina untuk pergi atau dibunuh.
ADVERTISEMENT
Di wilayah Al Ma'rajat di dekat Jericho itu, boneka-boneka yang dilapisi cat merah seperti darah itu dipasang di pintu masuk sebuah sekolah untuk menakut-nakuti para siswa.
Dalam selebaran itu juga tertulis peringatan "Nakba besar". Nakba ini merujuk pada peristiwa Perang Arab-Israel pada 1948 lalu yang memaksa lebih dari 700 ribu warga Palestina meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi.
Jumlah pasti pengungsi ini masih jadi perdebatan, namun diperkirakan 80% warga Arab di sana--wilayah yang saat ini diklaim sebagai milik Israel--terusir dari rumah mereka. Setelah peristiwa ini, Israel yang mengambil alih wilayah yang ditinggalkan itu berusaha membuat serangkaian hukum untuk mencegah warga Palestina kembali ke tanah mereka.
"Demi Tuhan, kami akan segera menimpa kepala kalian dengan bencana beasr. Kalian punya kesempatan terakhir untuk melarikan diri ke Yordania dengan cara yang terorganisir," tulis salah satu selebaran yang diedarkan di Kota Salfit, Tepi Barat, dilansir Middle East Eye, Sabtu (28/10).
ADVERTISEMENT
"Setelah itu kami akan menghancurkan setiap musuh, dan dengan paksa mengusir kalian semua dari tanah suci kami. Segera kemasi tas kalian dan pergilah ke mana pun kalian berasal," lanjut tulisan itu.