Kontrakan di Bandung Didobrak Warga karena Bau Busuk: Isinya 200 Kg Bangkai Ayam

11 Juni 2025 18:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Sebuah kontrakan di Jalan Cipedes Hegar, RT 03 RW 03, Kelurahan Pajajaran, Kota Bandung menggegerkan warga karena aroma busuk dari bangkai ayam, Rabu (11/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kontrakan di Jalan Cipedes Hegar, RT 03 RW 03, Kelurahan Pajajaran, Kota Bandung menggegerkan warga karena aroma busuk dari bangkai ayam, Rabu (11/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Hendra (45), pemilik kontrakan di Jalan Cipedes Hegar, RT 03 RW 03, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, masih mengingat kejadian semalam kala kontrakan miliknya didobrak oleh warga.
ADVERTISEMENT
Sejak seminggu lalu, aroma busuk tercium menyengat dari sebuah kamar di kontrakannya. Berulang kali, Hendra mencoba menghubungi penyewa kamar tersebut, tetapi diabaikan.
Hendra serta warga yang khawatir bau tersebut berasal dari mayat manusia, akhirnya melaporkan kepada polisi. Ketika proses penggerebekan bersama warga berlangsung pada Selasa malam (10/6) ditemukan 200 kg bangkai ayam, yang menjadi sumber dari bau busuk selama ini.
Hendra (45), pemilik dari kontrakan yang ditemukan banyak bangkai ayam, di Jalan Cipedes Hegar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
kumparan turut menyambangi lokasi pada Rabu (11/6). Meskipun, bangkai ayam sudah dibersihkan, sisa aroma busuk masih tercium hingga depan gang kontrakan.
Pintu depan yang sudah rusak karena dibobol tersandar di ruang tamu. Pembobolan dilakukan seizin pemilik dari kontrakan. Kontrakan tersebut terdiri dari ruang tamu, satu kamar tidur, dapur, dan satu kamar mandi.
Sebuah kontrakan di Jalan Cipedes Hegar, RT 03 RW 03, Kelurahan Pajajaran, Kota Bandung menggegerkan warga karena aroma busuk dari bangkai ayam, Rabu (11/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Dapur menjadi tempat penyimpanan dari bangkai-bangkai ayam tersebut. Masih tersisa bercak darah dan sebuah pisau di atas meja dapur.
ADVERTISEMENT
Hendra mengatakan, si penyewa memang telah izin untuk dagang ayam potong ketika mengontrak rumahnya. Penyewa berjanji ayam-ayam tersebut akan disimpan di dalam freezer, sehingga diizinkan berjualan. Namun, nyatanya potongan ayam ditemukan dalam karung dan ember.
"Katanya mau dagang ayam potong di depan. Bukan ayam fillet. Pas ke sini, ke sini ku bilang pakai freezer nggak? Pakai, katanya. Yaudah (diizinin). Jadi izinin pas jarak 2 minggu ada bau gitu. Sehari, 2 hari kan gak apa-apa lah. Pas ke sini-sininya bau kelewatan sampai 3 minggu,” tutur Hendra saat dijumpai di lokasi.
Sebuah kontrakan di Jalan Cipedes Hegar, RT 03 RW 03, Kelurahan Pajajaran, Kota Bandung menggegerkan warga karena aroma busuk dari bangkai ayam, Rabu (11/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Kontrakan Dipakai Buat Simpan Ayam
Penyewa juga jarang menempati rumah kontrakannya. Sesekali, hanya datang karyawannya secara bergantian untuk mengambil barang. Hendra menceritakan, biasanya karyawannya datang pada jam 2 pagi seakan menghindari warga.
ADVERTISEMENT
“Yang sewa kontrakan mah perempuan. Terus ada karyawannya, kurang lebih enam orang. Tapi kontrakan itu nggak dipakai buat tempat tinggal,” ungkapnya.
“Dibiarkan kosong. Biasanya karyawan suka bolak-balik. Mereka bolak-balik (keluar antar barang) di jam 2 pagi jadi pas keadaan lagi sepi,” lanjutnya.
Ayam Dipakai Buat Pakan Hewan
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Cicendo Iptu Dedi Sutisna mengatakan, setelah melakukan penelusuran didapati bahwa ayam-ayam tersebut digunakan untuk pakan lele dan anjing.
“Penghuni kontrakan mengaku bahwa itu ayam yang ngirim dari Minggu (kemarin) karena barangnya jelek untuk pakan lele dan guguk (anjing) maka ingin dikembalikan ke pengirim barang,” kata Dedi Sutisna saat dikonfirmasi.
Penghuni kontrakan sudah berusaha menghubungi pengirim barang, tetapi tidak ada respons sehingga ayam tersebut disimpan sementara dalam kamar.
ADVERTISEMENT
“Jadi mau dibalikin ke orangnya yang ngirim barangnya, HP-nya nggak bisa dihubungi. Jadi si ibu (penyewa) bingung karena nggak ada uang buat ngebuang kan gitu,” pungkasnya.