Kontroversi Bupati Banjarnegara: Unggah Slip Gaji; Sebut Luhut Menteri Penjahit

25 Agustus 2021 8:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono kembali menjadi perbincangan di masyarakat. Kini ia menjadi sorotan karena tak mampu menyebut nama Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dengan benar.
ADVERTISEMENT
Budhi malah menyebut Luhut sebagai Menteri Penjahit. Pada akhirnya ia menyampaikan permohonan maaf.
Rupanya, bukan kali ini saja Budhi menjadi kontroversi. Jauh sebelum ini, Budhi beberapa kali melakukan tindakan yang akhirnya menyita perhatian banyak pihak.
Apa saja itu? Berikut kumparan rangkum:
Slip gaji Bupati Banjarnegara. Foto: Dok. Budhi Sarwono
Unggah Slip Gaji Rp 5,9 Juta di Media Sosial
Tindakan Budhi mengunggah slip gaji ini dilakukan pada tahun 2019. Tak ayal aksinya itu menjadi viral di media sosial.
"Slip gaji juga informasi, masyarakat biar tahu. Gajinya kalah dengan anggota DPR yang (ditotal) sampai Rp 30 juta itu," kata Budhi tertawa, saat dihubungi kumparan, Kamis (3/10).
Meski mengaku tak ada maksud khusus, Budhi tak mengelak adanya harapan unggahan tersebut dilirik Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihatkan, syukur-syukur beliau ada keinginan untuk menaikkan. Jadi 100 (Rp 100 juta) gitu, Ha-ha-ha. Supaya enggak tolah-toleh dan enggak jadi seperti Kudus," katanya.
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono (kiri) bersama sang anaknya tunjukkan slip gaji. Foto: Dok. Budhi Sarwono
Izinkan Masyarakat Gelar Hajatan di Masa Pandemi COVID-19
Pada Juni 2021, Budhi secara terang-terangan memperbolehkan digelarnya hajatan di wilayahnya. Meskipun, masih dalam pandemi COVID-19.
Pernyataan Budhi sangat bertentangan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat ketika menerapkan PPKM Mikro demi menekan penyebaran COVID-19.
Dia berdalih, keputusan ini lebih baik ketimbang memberikan larangan namun masih ada yang menggelar hajatan secara diam-diam tanpa ada pengawasan sama sekali.
"Saya berpesan pada masyarakat, silakan gelar hajatan, pengajian, dan event olahraga, Saya yang bertanggung jawab, tapi jangan lupa protokol kesehatan harus dilaksanakan, jangan sampai tidak," ucap Budhi.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menjadi saksi atas kasus mafia bola di Pengadilan Negeri Banjarnegara. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Budhi Tuding Ada Permainan Biaya Klaim Pasien COVID-19 di RS

Tidak berhenti di situ, sekitar bulan Juni Budhi kembali membuat pernyataan yang mengundang kontroversi. Ia menyebut ada permainan dalam klaim biaya perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Budhi menilai tindakan itu menyebabkan tingginya jumlah kasus COVID-19.
Selain itu, Budhi juga menyebut adanya 'sales' rumah sakit. Menurutnya, sales tersebut akan mendapat honor jika ada pasien COVID-19 mau dirawat di rumah sakit.
"Kemarin saya sudah ketemu sama salesnya. Ada salesnya namanya Bejo, mencari orang sakit untuk dipondokin di rumah sakit. Kalau dipondokin dengan mobil sendiri Rp 200 ribu tapi kalau diambil pakai ambulans rumah sakit honornya Rp 100 ribu," ucap Budhi.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat pantau vaksinasi di DPRD Denpasar, Bali, Kamis (12/8). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sebut Luhut Menteri Penjahit
Bupati yang dikenal dengan sebutan Wing Chin kembali membuat heboh dengan pernyataannya.
Dalam video viral berdurasi 1.16 menit itu. Awalnya Wing Chin tengah menjelaskan terkait perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Banjarnegara.
Namun saat ia menyebut nama Luhut justru mengatakan Menteri Penjahit. Meski beberapa orang di sekelilingnya terlihat mengingatkan soal penyebutan nama Luhut Binsar Panjaitan.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah Banjarnegara (awalnya) BOR-nya 99 persen, terus turunlah PPKM darurat. Saya baca aturannya sesuai perintah Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti Menteri Dalam Negeri dan dilaksanakan pada waktu rapat bersama menteri siapa itu, penjahit atau apa lah, (yang) orang Batak itu," sebut Wing Chin.
Akibatnya, ada banyak pihak yang mengkritisinya. Terutama di media sosial hingga berujung viral.
Wing Chin pun tak diam. Dia menyadari kesalahannya dan menyampaikan permohonan maafnya lewat media sosial. Dia mengatakan ada kesalahan penyebutan yang ia lakukan merupakan ketidaksengajaan.
"Mohon maaf kemarin saya menyebut Menteri Penjahit, karena saya tidak hafal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas, ini saya baca dan saya mohon maaf, (yang betul) adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan," ujar dia melalui akun instagram resmi Kabupaten Banjarnegara, Selasa (24/8).
ADVERTISEMENT
Dia berkilah, kejaidan terjadi itu lantaran dia kesulitan menghafal nama Luhut B Pandjaitan yang terlalu panjang.