Kontroversi Kemenangan Emmerson Mnangagwa sebagai Presiden Zimbabwe

27 Agustus 2018 5:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emmerson Mnangagwa, Presiden ZImbabwe (Foto: PHILIMON BULAWAYO/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Emmerson Mnangagwa, Presiden ZImbabwe (Foto: PHILIMON BULAWAYO/Reuters)
ADVERTISEMENT
Emmerson Mnangagwa disumpah sebagai presiden Zimbabwe pada Minggu (26/8) setelah pengadilan tinggi menolak gugatan oposisi yang meminta mencabut hasil Pilpres 2018. Keputusan hukum pengadilan tinggi memperkuat alasan pelantikan Mnangagwa
ADVERTISEMENT
Ribuan pendukung Mnangagwa serta simpatisan partai ZANU-PF menghadiri pelantikan yang dilaksanakan di sebuah stadion di ibu kota Harare. Dalam pidatonya, Mnangagwa meminta seluruh lapisan masyarakat Zimbabwe untuk mengakhiri perbedaan yang terjadi selama masa kampanye. "Sekarang saatnya kita semua bersatu dan menumbuhkan ekonomi kita," ujar Mnangagwa seperti dilansir Reuters.
Mnangagwa bisa dibilang pemimpin Zimbabwe yang mencetak sejarah. Sebelumnya, Mnangagwa menggantikan Robert Mugabe ketika militer tiba-tiba menahan presiden flamboyan itu dan mendesaknya mundur.
Ia kemudian menjanjikan pemilu, sesuatu yang begitu didambakan oleh rakyat Zimbabawe setelah bertahun-tahun dipimpin oleh kekangan Mugabe. Mnangagwa maju gelanggang sebagai kandidat capres untuk pemilu 30 Juli lalu.
Mantan Wakil Presiden di era terakhir kepemimpinan Mugabe ini menang tipis dari kandidra Gerakan untuk Perubahan Demokratis yang dipimpin oleh Nelson Chamisa. Namun, kemenangan sebanyak 50,8 persen suara ini dianggap janggal oleh oposisi. Mereka kemudian mengajukan gugatan ke pengadilan tinggi.
ADVERTISEMENT
Kecurangan sebagaimana dituduhkan oposisi tidak memiliki cukup bukti di pengadilan. Meski kabar kekerasan sistematis yang dilakukan oleh kelompok simpatisan Mnangagwa terjadi di beberapa wilayah beredar dan menjadi isu internasional, klaim kecurangan tetap saja mental di pengadilan.