Kontroversi Ratna Sarumpaet: Hoaks Dianiaya hingga Cekcok dengan Luhut

3 Oktober 2018 16:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet memberi keterangan pers terkait kebohongan yang dibuatnya. (Foto:  Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet memberi keterangan pers terkait kebohongan yang dibuatnya. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aktivis Ratna Sarumpaet beberapa kali muncul dengan kontroversinya. Baru-baru ini Ratna menyebarkan kabar hoaks soal penganiayaan dirinya.
ADVERTISEMENT
Foto ini ramai diperbincangkan. Namun, Ratna tak kunjung melapor kekerasan yang disebutkan diterimanya di bandara ini, sampai akhirnya mengaku bahwa penganiayaan itu tidak benar.
Tidak hanya itu, sebelumnya Ratna juga pernah beberapa kali menyeret nama menteri dalam kontroversinya. Sri Mulyani dan Luhut Binsar Pandjaitan pernah terlibat.
Berikut lima kontroversi Ratna Sarumpaet.
Hoaks Penganiayaan di Bandung
Ratna Sarumpaet babak belur. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ratna Sarumpaet babak belur. (Foto: Dok. Istimewa)
Hoaks Terbaik Negeri Ini
Ratna Sarumpaet mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal pada, Sabtu (21/9) lalu. Namun pada akhirnya Ratna mengaku dirinya bahwa dirinya tidak dianiaya.
Dalam foto yang beredar, hampir seluruh wajah Ratna bengkak. Ratna disebut-sebut dianiaya di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Fadli Zon kemudian mengungkapkan, setelah dianiaya Ratna kemudian dibuang di sebuah tempat di Cimahi.
ADVERTISEMENT
Namun, kemudian Polda Metro Jaya melakukan penyidikan. Polisi kemudian mengungkapkan Ratna berada di Jakarta sejak 20-24 September. Polisi juga mengungkapkan, berdasarkan pengecekan CCTV Ratna berada di RS Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat.
Akhirnya Ratna mengakui penganiayaan dirinya adalah bohong. Dia mengakui wajah bengkaknya disebabkan oleh sedot lemak dan operasi pelastik yang dilakukannya, bukan karena dianiaya oleh siapapun.
Dugaan penganiayaan ini juga direspon oleh Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dengan menjenguknya dan melakukan jumpa pers.
"Saya pencipta hoaks terbaik saat ini ternyata. Mari kita mengambil kepercayaan dari semua ini," demikian salah satu kalimat Ratna dalam jumpa pers di kediamannya, Jalan Kampung Melayu Kecil, Jakarta, Rabu (3/10).
Menuding Menkeu Sri Mulyani Memblokir Dana
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan, Sri Mulyani berikan keterangan pers tentang RUU Penerimaan Negara Bukan Pajak di Jakarta, Jumat (27/7). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani berikan keterangan pers tentang RUU Penerimaan Negara Bukan Pajak di Jakarta, Jumat (27/7). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ratna Sarumpaet menuding Sri Mulyani telah memblokir dana yang dimiliki salah satu nasabah di Papua. Dana sejumlah Rp 23 triliun ini katanya digunakan untuk bantuan swadaya pembangunan di Papua.
Uang sebanyak itu dikatakan Ratna berasal dari tujuh keturunan raja Nusantara.
“Saya minta dengan hormat agar Sri Mulyani berhenti lari dari tudingan RSCC hal pemblokiran sepihak dana nasabah. Istana sebaiknya berhenti nego-nego dengan korban karena hanya mengulur-ngulur waktu Buka segera blokir dana-dana raja Nusantara supaya paling tidak posisi rupiah atas US Dollar bergerak membaik,” tulisnya dalam akun Twitter miliknya (28/9).
Cekcok dengan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan (kedua kanan) melakukan peninjauan di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan (kedua kanan) melakukan peninjauan di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (8/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Kontroversi lainnya datang saat proses evakuasi korban KM Sinar Bangun. Dia terlibat cekcok dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
ADVERTISEMENT
Kontroversi ini dimulai saat Luhut datang ke Posko Tim Pencarian di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun yang bertujuan untuk diskusi perkembangan pencarian korban. Namun, Ratna tiba-tiba muncul dan menyampaikan ketidaksepakatannya dengan pengehntian evakuasi.
"Ya, saya rasa jadi ini persoalannya sebenarnya Luhut mewakili pemerintah pusat ingin menghentikan upaya pencarian korban di Danau Toba. Luhut mendengar saya sudah di Danau Toba, dan dia tahu saya pasti keberatan," ujar Ratna kepada kumparan (2/7).
Gugatan untuk KPK
Ratna Sarumpaet di KPK (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ratna Sarumpaet di KPK (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
Ratna Sarumpaet pernah menggugat KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta pada Selasa, (6/9/2016) lalu. Gugatan yang dilayangkan Ratna waktu itu dilakukan karena KPK dinilai membiarkan kasus Rumah Sakit Sumber Waras dan Suap Reperda Reklamasi.
Ratna menganggap kedua kasus ini berkaitan langsung dengan Gubernur DKI saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ratna meminta pertanggungjawaban KPK pada publik tentang yang mereka persoalkan, sesuai dengan Pasal 22 UU KPK tahun 2000.
ADVERTISEMENT
Marah-marah Saat Mobilnya Diderek Pemprov DKI
Mobil milik Ratna Sarumpaet pernah diderek oleh petugas Dishub, Selasa (3/4). Tidak terima dengan penderekan ini, Ratna langsung menelepon Gubernur DKI Anies Baswedan. Namun, Anies membantah menerima telepon dari Ratna.
"Tapi yang angkat stafnya. Saya bilang di sini enggak ada rambu-rambunya. Harusnya petugas Dishub berkoordinasi dulu," jelas Ratna Sarumpaet ketika dihubungi kumparan.