Konvoi Mobil Kedubes Australia di Irak Terkena Serangan Bom, Tak Ada Korban

27 Agustus 2022 1:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baghdad, Irak Foto: Instagram/@baghdadcity
zoom-in-whitePerbesar
Baghdad, Irak Foto: Instagram/@baghdadcity
ADVERTISEMENT
Sebuah bom rakitan di Zona Hijau Baghdad, Irak, merusak kendaraan milik Kedubes Australia di Irak pada Jumat (26/8) waktu setempat, tanpa menimbulkan korban.
ADVERTISEMENT
Insiden ini terjadi saat sebuah konvoi mobil Kedubes Australia sedang melakukan perjalanan melalui Zona Hijau Baghdad dengan keamanan tinggi, kata seorang sumber keamanan Irak, yang menolak disebutkan namanya.
Dikutip dari AFP, pejabat kemanan tersebut mengatakan, akibat leadakan ini "tidak ada yang terluka" dan salah satu mobil mengalami "kerusakan ringan". Seraya menambahkan konvoi itu "mungkin bukan sasaran".
Ilustrasi kota Baghdad, Irak. Foto: AHMAD AL-RUBAYE/AFP
Kedubes Australia di Baghdad belum berkomentar terkait ledakan bom ini.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak menyesalkan insiden itu dan menyatakan "solidaritas" negaranya dengan Australia.
Zona Hijau Baghdad dianggap sebagai daerah yang sangat aman dan menampung kedubes dan gedung-gedung pemerintah, termasuk parlemen dan beberapa kementerian.
Beberapa ribu pendukung pemimpin Syiah Moqtada Sadr dalam beberapa pekan terakhir melakukan aksi duduk di sekitar parlemen, berusaha untuk menekan lawan politik agar menyetujui pembubaran legislatif hampir setahun setelah pemilihan yang tidak meyakinkan.
ADVERTISEMENT
Pendukung pemimpin populis Irak Moqtada al-Sadr berkumpul untuk duduk di gedung parlemen, di tengah krisis politik di Baghdad, Irak, Selasa (2/8/2022). Foto: Khalid Al-Mousily/REUTERS
Selama konflik sektarian pada 2006-2008, serangan bom menghantam Baghdad hampir setiap hari, tetapi jauh lebih jarang dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan signifikan terakhir di ibu kota Irak ini menewaskan sekitar 30 orang di sebuah pasar di Kota Sadr, sebuah distrik Syiah, pada Juli 2021. Kelompok jihadis Negara Islam Irak dan Syam (ISIS Irak) mengeklaim pengeboman itu.