Koper-Bus Lansia Jadi Sorotan, Harus Ada Kebijakan Baru Jelang Puncak Haji

11 Juni 2023 6:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana terminal bus Syib Amir dan Bab Ali usai jemaah haji salat di Masjidil Haram Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana terminal bus Syib Amir dan Bab Ali usai jemaah haji salat di Masjidil Haram Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
ADVERTISEMENT
Tim Monitoring dan Evaluasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab menyoroti sejumlah hal dalam pelaksanaan haji. Temuan ini nantinya akan jadi rekomendasi untuk perbaikan kedepannya.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah nyatat dari tim monev, berkunjung ke semua sektor, yang paling banyak terutama tentang transportasi, penanganan kedatangan, hotel, terus inovasi apa untuk perbaikan, penanganan secara cepat, termasuk lansia," kata Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi PPIH Arab Saudi, Sunanto alias Cak Nanto, Sabtu (10/6).
Sunanto menyebut, bus merupakan salah satu persoalan yang mesti dituntaskan. Pihaknya berharap kuota bus harus ditambah untuk menampung para lansia.
Kedatangan jemaah haji gelombang 2 dari embarkasi Solo (SOC) 47 di Makkah. Foto: MCH 2023
"Termasuk usulan bagaimana silaturahmi ke tempat-tempat lain, koper, bus, usulannya menarik. Ini jemaah belum full di Makkah, tapi silaturahmi (jemaah nyasar) sudah banyak ke sektor-sektor. Tapi mobil sektor cuma 1, tidak terlayani dengan baik agar segera ditangani, agar ada kebijakan baru. Tapi ini temuan baru semoga selalu tersosialiasi dengan baik," kata Cak Nanto.
ADVERTISEMENT
"Kami akan komunikasikan, segala hal, termasuk bus lansia, yang hanya 2, bisa ditangani dengan cepat, tapi kuota itu hanya muat 4, tidak seperti di bandara, itu bisa direkomendasikan, karena banyak jemaah pakai kursi roda, kalau lansia dipetakan secara jelas, bisa terfokus pelayanan," tambahnya.
Persoalan lainnya, lanjut Cak Nanto yakni koper para lansia. Pihaknya meminta koper tidak bersamaan dengan jemaah saat dibawa karena akan merepotkan petugas haji.
"Termasuk masalah koper yang tidak bersamaan dengan jemaah, itu rekomendasi lama, karena bus tidak bisa nampung koper, kadang-kadang petugas maktab mengatur ini sampai jam 6, selebihnya petugas Indonesia, itu akan merepotkan petugas itu sendiri," pungkasnya.
Petugas menata koper peserta ibadah haji asal embarkasi UPG 9 (Makassar) setibanya di hotel 304 di Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
Kepala Sektor 10 Makkah, M Anshori, mengatakan kedatangan koper di hotel memang masih perlu dievaluasi. Biasanya ini terjadi bagi jemaah yang baru datang dari Madinah.
ADVERTISEMENT
"Mungkin Madinah awalnya 1 hotel terbagi beberapa sektor, koper-koper harus didorong juga di Makkah beberapa sektor. Kemudian baru dikirim, ada juga koper-koper dikirim kontainer, tidak bareng jemaah," kata Anshori.
Keterlambatan kedatangan koper di hotel memang sempat membuat jemaah khawatir. Mereka juga kebingungan saat ingin berganti pakaian setelah melaksanakan umrah wajib.
"Kalau koper sudah dikirim ke lokasi jemaah tinggal, kami langsung sisir. Jemaah datang, koper ada langsung kita susulkan, supaya jemaah tidak gelisah, karena mungkin mau salin, takut hilang. Yang jadi masalah, koper belum kelihatan. Ketika datang, kami tata per rombongan, baru kita naikan ke kamar," ucap dia.