Kopi Indonesia Laris Manis di Negeri Ginseng

10 April 2018 12:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coffee Expo di Seoul (Foto: Dok. Aji Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Coffee Expo di Seoul (Foto: Dok. Aji Surya)
ADVERTISEMENT
Kopi Indonesia makin tenar dan mampu bersaing di Negeri Ginseng, Korea Selatan. Sekali pameran bisa diraup penjualan lebih dari Rp 100 Miliar. Duta Besar RI untuk Korsel Umar Hadi tersenyum lepas.
ADVERTISEMENT
Bukan saja menarik minat sekitar 10 ribu pengunjung, Paviliun Indonesia juga berhasil mencatatkan transaksi bernilai fantastis. Ya, dalam waktu empat hari keikutsertaan Indonesia pada International Coffee Expo Seoul yang berakhir pada Minggu (8/4) lalu, telah terjadi transaksi langsung maupun komitmen pembelian senilai USD 8,12 juta alias setara dengan Rp 110 miliar.
Hal yang lebih menggembirakan lagi, para pelaku usaha kopi mulai melirik kopi Indonesia. Di hari pertama pameran Kamis (5/4) saja, beberapa pengusaha kopi Korea Selatan sudah memburu pengusaha kopi Indonesia untuk membuat kerja sama pembelian kopi. Pengusaha kopi Korsel yaitu Beanst Coffee, Tona Co. Ltd., Quantum International Co. Ltd., dan Treeplanet co. Ltd langsung teken kontrak dengan pengusaha kopi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di hari terakhir (8/4) terjadi juga transaksi skala besar dengan ditandatanganinya MoU antara Star Lu Bean Daehan, salah satu importir kopi terbesar di Korsel, dengan Alpha Gemilang. Berbagai kesepakatan tersebut menunjukkan bahwa Value of Coffee Indonesia sangat diterima oleh masyarakat Korsel.
Coffee Expo di Seoul (Foto: Dok. Aji Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Coffee Expo di Seoul (Foto: Dok. Aji Surya)
Hal lain yang tak kalah menarik adalah bertambahnya platform penjualan kopi Indonesia ke Korsel. Saat ini penjualan mulai merambah ke area transaksi berbasis e-commerce. Hal tersebut tertuang dalam kerjasama antara Kenred Coffee Gayo dan Meukat Komuditi Gayo secara C2C (Customer to Customer).
“Penting untuk mengembangkan inovasi dalam promosi dan penjualan khususnya berbasis digital di era modern sehingga daya penetrasi produk khususnya kopi Indonesia menjadi lebih tajam,” ungkap salah satu pengusaha kopi Indonesia yang tidak mau disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi menyambut baik hasil gemilang pameran kopi ini. Pria energik itu cukup puas dengan capaian penjualan kopi di wilayah Korea Selatan. Apalagi pameran kopi internasional yang berlangsung di Seoul ini memang menjadi barometer kopi di kawasan Asia Pasifik.
“Sudah saatnya kita melakukan diversifikasi komoditas perdagangan Indonesia ke Korsel. Kopi menjadi salah satu komoditas yang bisa kita andalkan,” tutur Dubes Umar Hadi dalam keterangan tertulisnya.
Capaian Indonesia di pameran kopi ini, ditengarai, secara tidak langsung juga dipengaruhi lokasi paviliun yang strategis. Paviliun Indonesia berada di Hall A dan hanya berjarak 100 meter dari pintu masuk utama pameran.
Demikian halnya dengan konstruksi paviliun yang cukup megah dengan menampilkan gambar peta Indonesia dari biji kopi dengan tulisan kopi dari masing-masing daerah yaitu “Aceh Gayo Coffee, Luwak Coffee, Java Robusta Coffee, Kintamani Coffee, Sulawesi Coffee bahkan Papua Coffee” dengan tagline Home of The Finest Coffee.
ADVERTISEMENT
Strategi pemasaran melalui free testing kopi Indonesia yang disertai dengan coffee cupping dan roulette game juga menjadi cara tersendiri Paviliun Indonesia yang digawangi KBRI Seoul dan Indonesian Trade and Promotion Center yang berkedudukan di Busan. Hal tersebut ternyata cukup dalam menarik perhatian pengunjung.
Terlihat banyak di antara mereka yang mengantre untuk mencicipi kopi Indonesia. Selama ini masyarakat Korsel mengenal kopi Gayo dan Mandheling, namun melalui pameran ini, mereka lebih memahami ragam kopi Nusantara dengan cita rasa yang berbeda-beda.
“Hal yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua adalah bagaimana caranya agar ekspor kopi kita semakin banyak dalam bentuk jadi yang nilai tambahnya lebih banyak di Indonesia. Perlu kita kembangkan sentra-sentra perkebunan dan produksi kopi “end-to-end” di berbagai daerah. Dengan begitu, kesejahteraan petani kopi pun akan lebih terjamin,” kata Dubes Umar.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan sektor perdagangan bilateral, Umar Hadi juga mengaku terus mengundang mitra-mitra potensial Korea untuk menanamkan modal di sektor produksi kopi di Indonesia. Selain modal, mereka juga bisa bawa teknologi produksi dan jaringan pemasaran.
Laporan M Aji Surya