Korban Banjir Bandang di NTT Masih Bertambah: 138 Orang Meninggal dan 61 Hilang

7 April 2021 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara sejumlah warga melihat tumpukan kayu di salah satu jembatan penghubung antardesa yang rusak di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur , Rabu (7/4). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara sejumlah warga melihat tumpukan kayu di salah satu jembatan penghubung antardesa yang rusak di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur , Rabu (7/4). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, memberikan data terbaru terkait korban meninggal dan hilang karena bencana banjir bandang dan tanah longsor di NTT.
ADVERTISEMENT
Doni mengatakan, berdasarkan data hingga Rabu (7/4) pukul 21.00 WITA, korban meninggal mencapai 138 orang, kemudian 61 orang dinyatakan hilang. Mereka tersebar di beberapa daerah.
"Saya berikan informasi penanganan korban terdampak yaitu korban meninggal dunia, untuk Flores Timur ada perubahan angka dari kemarin sekarang jadi 67 meninggal dunia dan hilang berkurang 6 orang karena ditemukan dalam beberapa hari ini," kata Doni Monardo.
Petugas SAR dan prajurit TNI mengevakuasi korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
"Di Alor 25 meninggal dan hilang 20 orang, kemudian di Malaka meninggal dunia 4 orang. Selanjutnya di Kabupaten Kupang meninggal 5 orang, kemudian di Kabupaten Lembata meninggal 32 orang dan hilang 35 orang," tambah dia.
"Kemudian di Sabu Raijua meninggal dunia 2 orang. Selanjutnya Ende, Kota Kupang, dan Ngada 1 orang. Sehingga total meninggal dan sudah ditemukan 138 orang dan masih dicari 61 orang," ucap Doni.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, banjir bandang menerjang Flores Timur pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA. Selain itu beberapa wilayah lain di NTT juga mengalami hal serupa.
Banjir bandang itu terjadi cuaca ekstrem karena bibit siklon tropis 99S yang kemudian berubah menjadi siklon pada Senin (5/4) pukul 01.00 WIB.