Korban di Desa Jono Oge Belum Bisa Dievakuasi karena Area Berlumpur

9 Oktober 2018 17:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi jalan di Desa Jono Oge, Sigi pasca gempa dan tsunami.  (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi jalan di Desa Jono Oge, Sigi pasca gempa dan tsunami. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Desa Jono Oge di Kabupten Sigi, Sulawesi Tengah, merupakan satu di antara beberapa kawasan yang mengalami likuifaksi. Hingga kini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebagian tanah di desa itu masih dalam keadaan basah.
ADVERTISEMENT
Keadaan itu dianggap mempersulit proses evakuasi korban yang tertimbun runtuhan bangunan karena sulitnya masuk alat berat. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, butuh alat berat khusus untuk proses evakuasi di sana.
"Masih basah, evakuasi masih berat. Kemarin kita cari ekskavator amfibi tapi susah," kata Sutopo saat konferensi pers di Gedung BNPB, Selasa (9/10).
Sutopo mengatakan, di daerah tersebut ada 366 unit bangunan, sedangkan luasnya mencapai 202 hektar.
"Jumlah bangunan 366 unit. Kemungkinan rusak 168. Luas area 202 hektar. Jumlah alat berat belum ada. Untuk evakuasi membutuhkan 6 unit eskavator amfibi," ujar Sutopo.
"Ini rawan masih basah. Sejauh mata memandang isinya lumpur padahal sebelumnya rumah masih terlihat," tambah Sutopo.
ADVERTISEMENT
Namun, Sutopo mengatakan evakuasi di wilayah tersebut akan dihentikan pada 11 Oktober mendatang, bersamaan dengan penghentian seluruh evakuasi di Sulteng. Hal ini dikarenakan medan yang berat dan kondisi jenazah yang kemungkinan sudah melepuh dan membusuk.
"Korban yang berhasil dievakuasi sudah melepuh tidak dikenali. Yang sudah ditemukan langsung dimakamkan tidak ke RS. Kondisi udah tidak baik dan berpotensi timbulkan penyakit," ujar Sutopo.
"Para tokoh agama menyampaikan untuk tidak lanjutkan evakuasi. Tempat dijadikan pemakaman massal. Warga diberikan lahan baru untuk tinggal," pungkas Sutopo.