Korban Dugaan Eksploitasi Ekonomi Pendiri Sekolah SPI Bertambah Jadi 14 Orang

14 Juli 2022 20:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terdakwa pelecehan seksual pemilik sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Julianto Eka Putra dibawa ke Rutan Klas 1 Malang, Senin (11/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Terdakwa pelecehan seksual pemilik sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Julianto Eka Putra dibawa ke Rutan Klas 1 Malang, Senin (11/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus dugaan eksploitasi ekonomi siswa sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Batu oleh Julianto Eka Putra terus diselidiki polisi. Terbaru jumlah korban kasus tersebut bertambah 8 orang.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto. Menurut dia jumlah korban bertambah berdasarkan aduan dari hotline yang dibuka Polda Jatim.
"Sampai hari ini ada 8 orang, yang sebelumnya ada 6 orang, saat ini korban eksploitasi ekonomi yang dilakukan di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) menjadi 14 orang," ujar Dirmanto kepada wartawan, Kamis (14/7).
Kombes Pol Dirmanto menerangkan, awalnya pada tanggal 12 Juli 2022 ada 5 orang yang mengadu terkait kasus ini. Kemudian, tanggal 13 Juli 2022 bertambah 2 orang yang melapor.
"Hari ini Kamis 14 Juli 2022, sampai pukul 14.00 tadi, ada 1 orang yang merasa dirugikan terkait eksploitasi ekonomi tersebut," katanya.
Dirmanto mengungkapkan, dari laporan yang diterima ada berbagai macam pekerjaan yang diadukan oleh korban. Ia mencontohkan yang pernah dialami oleh korban berinisial EE.
ADVERTISEMENT
EE pernah diminta untuk bekerja membersihkan sungai hingga mencangkul sawah.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto memberikan keterangan terkait pemanggilan jamaah Khalifatul Muslimin Surabaya Raya di Polda Jatim, Kamis (9/6/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Sebagai contoh, pengadu pada tanggal 12 Juli di hotline kami ada 5 orang, saya sebutkan di sini. Pertama, saudari EE, alumni SPI angkatan 7. Beliau di sini, sesuai keterangan yang bersangkutan disuruh membersihkan sungai, mengangkut batu, pasir dan mencangkul di sawah, serta menjadi sales competition," ungkap Dirmanto.
Selain itu, kata dia, korban berinisial STHN alumni SPI juga dipekerjakan sebagai tour guide dan pelayan untuk para wisatawan yang berkunjung di SPI Batu.
Kemudian, ada juga korban inisial KTU dan IA yang dipekerjakan untuk membangun wisata di wilayah sekolah tersebut.
"Kemudian, ada juga STHN, ini alumni angkatan 11. Bentuk eksploitasinya adalah mengelola kampung kids sebagai tour guide. Kemudian menyediakan sarana dan prasarana untuk makan-makan apabila ada tamu di sana," kata Dirmanto.
ADVERTISEMENT
"Ada juga yang lainnya, seperti KTU, angkatan 9 dan IA seorang perempuan, namun IA tidak sampai lulus. Bentuk eksploitasinya adalah membangun kampung kids," pungkasnya.
Julianto Eka Putra merupakan pemilik sekaligus pendiri sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI). Ia saat ini tengah menjadi terdakwa kasus pelecehan seksual terhadap siswinya.