Korban Gempa 7,2 M di Haiti Jadi 1.941 Orang

18 Agustus 2021 7:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Jeremie, Haiti, Sabtu (14/8/2021). Foto: Twitter/@JCOMHaiti via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Jeremie, Haiti, Sabtu (14/8/2021). Foto: Twitter/@JCOMHaiti via Reuters
ADVERTISEMENT
Korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,2 magnitudo yang melanda barat daya Haiti akhir pekan lalu bertambah menjadi 1.941 pada Selasa (17/8). Jumlah ini dilaporkan usai pencarian korban dilanjutkan setelah badai tropis berlalu.
ADVERTISEMENT
Warga Haiti yang terdampak gempa kini tengah menuntut makanan, tempat tinggal, dan bantuan medis. Adapun menurut Dinas Perlindungan Sipil, rumah sakit tengah berjuang untuk merawat 9.915 orang yang terluka, sementara banyak orang masih hilang atau di bawah reruntuhan.
Seorang warga, Lanette Nuel, duduk lesu di samping mayat putrinya di luar rumah sakit utama Les Cayes. Yakni salah satu kota yang paling parah dilanda gempa dan hujan lebat serta angin badai.
"Tidak ada cukup dokter dan sekarang dia sudah meninggal," kata dia, dikutip dari Reuters.
Gempa yang terjadi pada Sabtu (14/8) itu merobohkan puluhan ribu bangunan di Haiti. Padahal negara termiskin Amerika ini masih belum pulih dari gempa 11 tahun lalu yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
Sejumlah pasien dirawat di rumah sakit setelah gempa berkekuatan 7,2, di Les Cayes, Haiti, Senin (16/8). Foto: Ricardo Arduengo/REUTERS
Keadaan lemah dan akses jalan yang sulit dari Ibu Kota ke selatan akibat cegatan para geng pun membuat bantuan sulit tersalurkan. Banjir bandang dan tanah longsor usai Badai Tropis Grace melanda, semakin memperumit masalah.
ADVERTISEMENT
"Keluarga Haiti yang tak terhitung jumlahnya telah kehilangan segalanya akibat gempa. Sekarang [mereka juga] hidup dengan kaki terendam air akibat banjir," kata perwakilan Dana Anak PBB (UNICEF) di Haiti, Bruno Maes.
"Saat ini, sekitar setengah juta anak Haiti memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali ke tempat berlindung, air bersih, perawatan kesehatan, dan nutrisi,” imbuhnya.
Rumah sakit di Les Cayes lebih kewalahan pada Selasa daripada sebelumnya. Sebab pasien yang telah berkemah di luar pindah ke dalam untuk menghindari badai tropis.
Kerusakan akibat gempa di Port-au-Prince, Haiti pada 2010. Foto: Clement Sabourin / AFP
Direktur RS, Peterson Gede, mengatakan petugas medis melakukan yang terbaik yang mereka bisa, tetapi itu tidak cukup.
"Kami tidak bisa menangani semua pasien. Dan kami telah menerima pasokan, tetapi itu tidak cukup,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Di sebuah tenda di Les Cayes berisi banyak anak dan bayi, lebih dari seratus orang bergegas memperbaiki penutup darurat dari tiang kayu dan terpal yang dihancurkan oleh Badai Grace semalaman. Sementara beberapa orang berlindung di bawah lembaran plastik.
Mathieu Jameson, wakil ketua panitia yang dibentuk oleh warga kota tenda, mengatakan ratusan orang di sana sangat membutuhkan tempat penampungan makanan serta perawatan medis.
"Kami tidak punya dokter. Kami tidak punya makanan. Setiap pagi lebih banyak orang berdatangan. Kami tidak punya kamar mandi, tidak ada tempat untuk tidur. Kami butuh makanan, kami butuh lebih banyak payung," kata Jameson, menambahkan kota tenda masih menunggu bantuan pemerintah.
Di sisi lain, PBB telah mengalokasikan 8 juta USD atau Rp 115 miliar dana darurat untuk menyediakan perawatan kesehatan penting, air bersih, tempat penampungan darurat dan sanitasi untuk semua warga Haiti yang terdampak.
ADVERTISEMENT
"Kami akan terus meningkatkan respons kami ke daerah-daerah yang paling parah terkena dampak," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.