Korban Jiwa Akibat Badai Salju Hebat di AS Bertambah Jadi 60 Orang

28 Desember 2022 16:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria berjalan di jalan tertutup salju saat mobil melintas, usai badai musim dingin melanda wilayah Buffalo, di Amherst, New York, AS, Senin (26/12/2022). Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria berjalan di jalan tertutup salju saat mobil melintas, usai badai musim dingin melanda wilayah Buffalo, di Amherst, New York, AS, Senin (26/12/2022). Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badai salju terparah dalam puluhan tahun yang melanda sebagian besar wilayah Amerika Serikat telah menelan lebih banyak korban jiwa. Sedikitnya 60 orang dari berbagai negara bagian dilaporkan tewas dan mengacaukan rencana liburan Natal penduduk.
ADVERTISEMENT
Jumlah ini bertambah dari laporan sebelumnya yang berjumlah 31 korban.
Penambahan korban tewas terbaru disampaikan oleh media lokal NBC News pada Selasa (27/12). Pihaknya melaporkan, korban jiwa termasuk 28 orang yang ditemukan di bagian barat New York Erie County — titik terparah badai salju.
Salju setebal 23 cm diperkirakan telah menyelimuti wilayah ini.
“Mulai dari Great Lakes dekat Kanada hingga Rio Grande di perbatasan Meksiko, badai tersebut mengakibatkan setidaknya 60 kematian pada Selasa pagi,” bunyi laporan tersebut, seperti dikutip dari New York Post.
Hingga saat ini, tim penyelamat masih berupaya untuk mengamankan penduduk yang kemungkinan terjebak salju dan jumlah korban tewas masih bisa meningkat.
Pernyataan itu disampaikan oleh Eksekutif Erie County, Mark Poloncarz, pada konferensi pers yang digelar di hari yang sama.
ADVERTISEMENT
“Kita bisa melihat semacam cahaya di ujung terowongan, tapi ini belum akhir,” tutur Poloncarz.
“Kami belum sampai di sana,” imbuhnya.
Di Kota Buffalo — kota terbesar kedua di Negara Bagian New York dan terletak di Erie County — sebanyak 20 mayat ditemukan di dalam kendaraan dan di bawah gundukan salju. Korban meninggal dunia dalam kondisi yang beragam.
Balai Kota art deco Buffalo dikelilingi oleh salju setelah badai baru-baru ini di Buffalo, New York, AS, Senin (21/11/2022). Foto: Drone Base/Reuters
Di antara kematian terkait badai salju terdapat 10 mayat ditemukan di Ohio, termasuk seorang petugas utilitas yang tersengat listrik serta mereka yang tewas dalam kecelakaan mobil.
Lalu, terdapat pula enam pengendara mobil yang tewas dalam kecelakaan di Negara Bagian Missouri, Kansas, dan Kentucky. Selain itu, seorang wanita di Vermont tewas usai tertimpa ranting pohon yang jatuh, seorang pria ditemukan membeku di Colorado, dan seorang wanita jatuh dalam sungai membeku di Wisconsin.
ADVERTISEMENT

Terburuk dalam Satu Abad Terakhir

Terkait banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, Gubernur New York Kathy Hochul memandang badai salju tahun ini merupakan yang ‘terburuk selama satu abad terakhir’.
Oleh karenanya, ia mengimbau warga New York untuk tidak keluar rumah selama pekan ini dan lebih waspada.
Di sisi lain, Wali Kota Buffalo Byron Brown memperingatkan warga yang nekat keluar rumah untuk menjauhi jalan raya. Sebab, hingga kini jalanan masih dipenuhi kendaraan yang terkubur gundukan salju — termasuk ambulans, truk derek, dan sebagainya.
“Anda masih akan terjebak di luar sana. Banyak jalan di Kota Buffalo masih tidak bisa dilewati. Kami memiliki bajak di jalan utama dan sekunder. Kami memasuki jalan-jalan permukiman sekarang, tetapi kondisi mengemudi masih sangat sulit,” ujar Brown.
Sejumlah mobil yang tertutup salju, usai badai musim dingin yang melanda kawasan tersebut, di Buffalo, New York, AS, Minggu (25/12/2022). Foto: Instagram/Jason Murawski Jr /via REUTERS
Brown menambahkan, saat ini pihaknya berfokus pada upaya penyelamatan, yaitu dengan menjangkau pengendara mobil yang terjebak serta membantu tim penyelamat menanggapi panggilan darurat.
ADVERTISEMENT
Unit mereka dikerahkan untuk mengecek setiap mobil satu per satu, demi mengecek apakah ada korban — baik selamat ataupun tidak.
Terlepas dari upaya penyelamatan, Brown juga berupaya untuk memulihkan kembali akses listrik di wilayah itu yang sempat terdampak akibat badai salju. Bencana alam itu telah mengakibatkan puluhan ribu rumah tidak dialiri listrik sejak awal pekan ini.

Perubahan Iklim

Menanggapi fenomena tragis itu, peneliti sekaligus Direktur National Snow and Ice Data Center dari Universitas Colorado, Mark Serreze, buka suara.
Ia mengatakan, krisis perubahan iklim kemungkinan besar telah memainkan peran utama pada intensitas badai. Hal ini dikarenakan atmosfer dapat membawa lebih banyak uap air yang memicu terjadinya badai salju.