Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Korban Jiwa Akibat Kebakaran di Hawaii Bertambah Jadi 53 Orang, Tak Ada WNI
11 Agustus 2023 14:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hanya sehari sebelumnya, laporan awal pada Rabu (9/8) menyebut terdapat 26 orang tewas. Sejauh ini tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) di Hawaii yang terdampak kebakaran.
Informasi tersebut diungkap oleh Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (11/8). Dikatakan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan utusan diplomatik RI terdekat dari Hawaii โ KJRI Los Angeles, terkait kondisi para WNI di sana.
Judha menerangkan, KJRI Los Angeles telah berkoordinasi dengan otoritas setempat di Lahaina dan komunitas masyarakat Indonesia di Hawaii. "Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban," jelasnya.
Meski demikian, KJRI Los Angeles dan Kementerian Luar Negeri RI akan terus memonitor perkembangan situasi dan imbauan kepada sekitar 600 WNI yang menetap di negara bagian ke-50 AS ini.
Kebanyakan dari mereka, sambung Judha, berprofesi sebagai pekerja di sektor pariwisata dan Anak Buah Kapal (ABK).
ADVERTISEMENT
Adapun kebakaran hutan di Lahaina yang terletak di Pulau Maui tersebut sudah berlangsung sejak Selasa (8/8). Menurut laporan terbaru, kebakaran semakin diperparah oleh Badai Dora yang turut menerpa kawasan objek wisata itu secara bersamaan.
Kebakaran di Lahaina menjadikannya sebagai salah satu bencana yang paling mematikan dalam sejarah Hawaii. "Apa yang kita lihat hari ini merupakan bencana besar โ kemungkinan merupakan bencana alam terbesar dalam sejarah negara bagian Hawaii," ungkap Gubernur Maui, Josh Green.
Green mengatakan, 80 persen seisi kota telah dilalap api dan 1.700 bangunan diyakini terdampak musibah itu. "Bangunan-bangunan yang telah kita nikmati dan rayakan bersama selama beberapa dekade, selama beberapa generasi, hancur total," tutur Green.
ADVERTISEMENT