Korban Obat Berbahaya di Kendari Teriak, Mengamuk seperti Kesurupan

14 September 2017 12:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecanduan obat-obatan terlarang. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecanduan obat-obatan terlarang. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Murniati, mengatakan warga yang dilarikan ke rumah sakit usai minum obat yang mengadung zat berbahaya mengalami gejala yang sama. Mereka berteriak dan mengamuk seperti orang kesurupan.
ADVERTISEMENT
"Para korban ini mengalami gejala kelainan seperti orang tidak waras, mengamuk, berontak, ngomong tidak karuan setelah mengkonsumsi obat yang mengandung zat berbahaya itu, sehingga sebagian harus diikat," kata Murniati seperti dilansir Antara, Kamis (14/9).
Menurut Murniati, pengakuan beberapa korban yang sudah ditangani dan dikembalikan ke rumahnya, mereka mendapatkan obat itu dari oknum yang mereka tidak kenal.
"Obat itu ada yang dalam bentuk cair dan juga dalam bentuk tablet. Yang cair dicampur ke dalam minuman. Sampai saat ini kami belum bisa pastikan jenis obat apa yang dikonsumsi para korban itu," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan sebagian besar dari korban itu adalah anak usia sekolah atau remaja mulai pelajar SD, SMP dan SMA, kemudian ibu rumah tangga dan pegawai.
"Bahkan satu orang korban yang masih kelas VI SD meninggal karena mengkonsumsi jenis obat tersebut, setelah sebelumnya mendapat perawasan di rumah sakit," katanya.
Murniati menganggap kondisi itu adalah kejadian luar biasa karena dalam dua hari sudah ada 50 korban yang terpengaruh obat terlarang dengan gejala yang sama dan berasal dari beberapa titik di Kota Kendari.
"Kami masih terus melakukan pemantauan di sejumlah rumah sakit, terutama di Rumah Sakit Jiwa Kendari, karena tidak menutup kemungkinan masih akan terus bertambah orang yang datang membawa keluarganya karena mengalami gelaja yang aneh," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Karena perilaku yang aneh itu, sempat beredar informasi di media sosial bahwa para pelajar itu korban pengedar narkoba jenis flakka.
Jawaban BNN Pusat atas kasus ini bisa dibaca di berita selanjutnya.