Korban Penculikan '98 Raharja Waluya Jati Meninggal Dunia di RSCM

8 Agustus 2023 10:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raharja Waluya Jati. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Raharja Waluya Jati. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Salah satu korban penculikan Tim Mawar Kopassus tahun 1998, Raharja Waluya Jati, meninggal dunia pada usia 54 tahun, Selasa (8/8) pagi. Kabar ini disampaikan sahabat Jati semasa aktif di Partai Rakyat Demokratik (PRD), Budiman Sudjatmiko.
ADVERTISEMENT
"Aku dengarnya kepastian Raharja Waluya Jati wafat tadi jam 5 pagi di RSCM," kata Budiman saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Namun, Budiman mengaku tak tahu apa sakit yang diderita sahabatnya itu. "Kita enggak tahu sakit ya, mendadak," kata politikus PDIP ini.
Kabar yang beredar, Jati terkena serangan jantung.
Budiman punya kenangan panjang tentang Jati, teman seperjuangannya sejak bangku kuliah di UGM.
"Saya kenal sebagai aktivis sejak 98. Dia orang berani, tulus, dan rasional," kenang Budiman.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjabat tangan dengan politisi Budiman Sudjatmiko usai berkunjung ke Kediaman Prabowo di Rumah Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Budiman juga bercerita akhir-akhir ini sering bertemu dengan Jati. Berdiskusi, termasuk soal saat-saat Jati sempat diculik pada 1998, saat Orde di bawah Presiden Soeharto di ujung tanduk.
"Saya akhir-akhir ini sering ketemu dengan beliau. Ada pesan yang beliau sampaikan. Kita dulu berjuang karena punya cita-cita dan untuk cita-cita itu kita sudah menderita," jelas Budiman.
ADVERTISEMENT
"Jangan biarkan orang-orang orang hanya membicarakan penderitaan kita, tapi melupakan cita-cita kita. Fokus terhadap cita-cita. Ini bahkan saya diskusi itu sering diskusi. Dia korban penculikan. Tapi jangan ngomong penculikan saja itu, tapi cita-cita kita," sambungnya.
Cita-cita yang dimaksud adalah indahnya demokrasi. Juga keadilan bagi semua pihak.
"Enggak mau jadi penderitaan di penjara jadi fokus. Orang-orang jangan fokus dengan penderitaan kita. Cita-citanya demokrasi, kemajuan Indonesia, keadilan dan kesetaraan, kemajuan keadilan," jelas dia.
Budiman juga menyebut, jenazah Raharja Waluya Jati akan dimakamkan di Yogyakarta hari ini.
"Saya dengar dimakamkan di Yogya," tutup dia.
Raharja Waluya Jati membawa poster korban-korban penculikan 1998. Foto: Instagram/@djajadjati

Sekilas Profil Raharja Waluya Jati

Dikutip dari situs ICW, Raharja Waluya Jati lahir di Jepara, pada tanggal 24 Desember 1969.
ADVERTISEMENT
Setelah Budiman Sudjatmiko, ia juga pernah menjadi Ketua PRD. Ia juga sempat nyaleg lewat PDIP di Dapil Jateng pada Pemilu 2014.
Jati dikenal sebagai aktivis gerakan petani tembakau, setelah sebelumnya memimpin Radio VHR (Voice of Human Rights).
Jati adalah salah satu korban penculikan oleh Kopassus pada Maret 1998. Saat diculik, dia dipukul, disundut rokok, dijerat lehernya, bahkan hingga disetrum dengan tongkat listrik.
Anies Baswedan bersama Raharja Waluya Jati. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
Ia diculik ketika sedang bersama Faisol Riza berjalan dari YLBHI di Cikini. Ketika diculik, ia adalah salah satu pimpinan Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan tengah belajar di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Satu siksaan yang hingga sekarang membuat saya trauma terhadap listrik," kata Jati lewat testimoni tertulis dua bulan setelah lolos dari penculikan.
ADVERTISEMENT
Jati juga turut meramaikan Pemilu 2024 dengan menjadi Sekjen Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) — kelompok relawan Anies Baswedan.