Korban Penembakan Bripka Cornelius Dibawa ke Medan, Keluarga Histeris

26 Februari 2021 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah duka Feri, korban penembakan Bripka Cornelius di Medan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Feri, korban penembakan Bripka Cornelius di Medan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Feri Saut Simanjuntak, warga Kota Medan, jadi satu dari tiga korban penembakan Bripka Cornelius di RM Cafe, Cengkareng, Jakarta Barat. Jenazah pegawai RM Cafe itu lalu dibawa ke Medan untuk disemayamkan.
ADVERTISEMENT
Jenazah Feri tiba di rumah duka di Jalan Krakatau, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, pukul 10.30 WIB. Isak tangis langsung menyambut jenazah Feri. Puluhan keluarganya tampak menangis histeris.
Kesedihan juga tampak di raut wajah Mula Simanjuntak, ayah dari Feri. Dia masih tidak percaya anaknya sudah pergi meninggalkannya.
“Aku ngomongnya aja sudah sesak kekmana (bagaimana) ini. Dia (itu), salah satu tulang punggung kami pokoknya,” ujar Mula, kepada wartawan, Jumat (26/2).
Mula menceritakan Feri merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Sudah 5 tahun Feri merantau ke Jakarta. Selama di sana Feri jarang pulang ke rumah, namun dia rutin mengirimi uang bulanan ke orang tuanya.
Mula mengaku terakhir kali bertemu dengan Feri pada tahun baru 2021.
ADVERTISEMENT
“Tahun baru dia pulang, diancam sama kakaknya. ‘Bapak sudah sakit-sakit, pulanglah kau’. Sebab 2 tahun yang lalu abangnya meninggal, dia hanya (bisa) video call aja,” ujar Mula.
Kata Mula, sebelum merantau ke Jakarta, Feri bekerja di tempat pembuatan tangga kanopi di Kecamatan Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu.
“Rupanya di sana jumpa sama pemborong dan dibawalah dia ke Tangerang,” ujar Mula.
Di Tangerang Feri sempat kerja sebagai kuli bangunan membuat rumah sakit. Namun karena tidak tahan, Feri memilih keluar dari kerjaannya.
“(Lalu) setelah itu, ada dua tahun kayak gelandangan dia di Jakarta,” ujarnya.
Setelah sempat jadi pengangguran, Feri bertemu dengana pemilik RM Cafe. Dia pun diajak bekerja di sana.
“Sebelum COVID jumpa sama bapak yang punya rumah makan di Cengkareng, jadi kerja di situlah dia di Cengkareng. Sampai wafat semalam,’’ ujar Mula.
ADVERTISEMENT