Korban Tewas Banjir Bandang di NTT Kini Jadi 179 Orang, 45 Masih Hilang

12 April 2021 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara suasana Desa Waimatan yang ditinggalkan warganya mengungsi akibat tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT (11/4/2021).  Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara suasana Desa Waimatan yang ditinggalkan warganya mengungsi akibat tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT (11/4/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur NTT, Joseph Nae Soi, memberikan data terbaru terkait data korban tewas dan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor. Joseph mengatakan, hingga Senin (12/4) malam, 179 orang dinyatakan tewas.
ADVERTISEMENT
"Update terkait kondisi korban bencana akibat siklon seroja, hari ini meninggal dunia menjadi 179 orang," kata Joseph dalam keterangannya.
Korban tewas itu tersebar di beberapa Kabupaten di NTT. Yakni 6 orang di Kota Kupang, 72 orang di Flores Timur, 8 orang di Malaka, 47 orang di Lembata, 1 orang di Rote Ndao, Ende dan Sikka , 3 orang di Sabu Raijua, 28 orang di Alor dan 12 orang di Kabupaten Kupang.
Sementara terkait korban yang masih dinyatakan hilang, Joseph menyebut jumlahnya masih sama seperti kemarin yakni 45 orang.
"Hilang 45 orang. Kami masih terus berusaha mencari terus dilakukan pakai bantuan dari anjing K-9 atau sar dog mudah-mudahan 45 orang ini segera ditemukan," ucap Joseph.
ADVERTISEMENT
Banjir bandang menerjang Flores Timur pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA. Selain itu beberapa wilayah lain di NTT juga mengalami hal serupa.
Banjir bandang itu terjadi cuaca ekstrem karena bibit siklon tropis 99S yang kemudian berubah menjadi siklon pada Senin (5/4) pukul 01.00 WIB.