Korban Tewas Imbas Topan Yagi di Vietnam Tembus 233 Jiwa

13 September 2024 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas penyelamat menyaring puing-puing di lokasi tanah longsor usai dilanda Topan Yagi di desa pegunungan terpencil Lang Nu, di provinsi Lao Cai, Vietnam, Kamis (12/9/2024). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas penyelamat menyaring puing-puing di lokasi tanah longsor usai dilanda Topan Yagi di desa pegunungan terpencil Lang Nu, di provinsi Lao Cai, Vietnam, Kamis (12/9/2024). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah korban tewas akibat topan dahsyat di Vietnam menembus 233 orang per Jumat (13/9). Menurut laporan media pemerintah Vietnam, petugas penyelamat telah menemukan lebih banyak jenazah dari daerah yang dihantam tanah longsor dan banjir bandang.
ADVERTISEMENT
Kini air banjir dari Sungai Merah yang meluap di ibu kota, Hanoi, mulai surut, namun banyak daerah yang masih terendam banjir.
Para ahli memperkirakan distribusi bantuan masih akan memerlukan waktu berhari-hari.
Petugas penyelamat menyaring puing-puing di lokasi tanah longsor usai dilanda Topan Yagi di desa pegunungan terpencil Lang Nu, di provinsi Lao Cai, Vietnam, Kamis (12/9/2024). Foto: AFP
Topan Yagi melanda Vietnam bagian utara pada Sabtu lalu (7/9), memicu hujan lebat selama seminggu yang mengakibatkan banjir bandang hingga tanah longsor.
Di seluruh Vietnam, 103 orang masih dinyatakan hilang dan lebih dari 800 terluka.
Sebagian besar korban jiwa berada di provinsi Lao Cai, tempat banjir bandang menyapu seluruh dusun Lang Nu pada Selasa (10/9) lalu.
Jalan menuju Lang Nu pun rusak parah sehingga penyelamatan dengan alat berat masih terhambat.
Sekitar 500 personel dengan anjing pelacak sudah disiapkan. Dalam kunjungan ke lokasi kejadian pada Kamis (12/9), Perdana Menteri Pham Minh Chinh berjanji tidak akan menyerah dalam pencarian orang-orang yang masih hilang.
ADVERTISEMENT
“Keluarga mereka menderita,” kata Chinh, seperti dikutip dari AP.
Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh saat bertemu Wakil Presiden AS Kamala Harris di Kantor Pemerintah di Hanoi, Vietnam, Rabu (25/8). Foto: Manan Vatsyayana/Pool via REUTERS
Di desa Tran Thi Ngan, peti mati ditumpuk dekat lokasi bencana sebagai persiapan kemungkinan terburuk. Penduduk desa pun berkabung di altar darurat untuk anggota keluarganya yang hilang.
“Ini adalah bencana,” kata Chinh kepada VTV News.
“Itulah nasib yang harus kita terima,” tambahnya.
Di Cao Bang, provinsi utara lainnya yang berbatasan dengan China, 21 jenazah ditemukan pada Jumat (13/9). Itu empat hari setelah tanah longsor mendorong sebuah bus, mobil, dan beberapa sepeda motor ke dalam sungai yang meluap karena banjir. Sepuluh orang masih hilang.
Para ahli mengatakan, badai seperti Topan Yagi semakin kuat akibat perubahan iklim. Air laut yang lebih hangat menyediakan lebih banyak energi untuk memicu badai tersebut, sehingga angin lebih kencang dan curah hujan lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Dampak topan terkuat yang melanda Vietnam dalam beberapa dekade terakhir itu juga dirasakan hingga ke Thailand utara, Laos, dan Myanmar timur laut.
Jembatan yang rubuh akibat banjir di provinsi Phu Tho, Vietnam, pada Senin (9/9) Foto: Bui Van Lanh/ VNA via AP