Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Korban Tewas Jatuh Lagi di STIP Jakarta, Kemenhub Bentuk Tim Khusus
11 Januari 2017 10:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Penganiayaan hingga berujung kematian terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Cilincing Jakarta Utara. Namun ternyata kejadian ini bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya sudah pernah terjadi kejadian yang serupa. Terakhir pada tahun 2014, seorang taruna bernama Dimas Dikita Handoko (19) meninggal karena dianiaya seniornya.
ADVERTISEMENT
"Kami menyesali dan sangat prihatin kejadian ini, setelah sekian lama kami bisa menjaga iklim kondusif di kampus, tidak ada kejadian-kejadian yag tragis seperti ini, kok ini kejadian lagi," kata Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Kementrian Perhubungan Wahju Satrio Utomo saat dihubungi kumparan, Rabu (11/1).
Wahju menyebut pihaknya telah membentuk tim investigasi untuk menelusuri kejadian penganiayaan yang terus berulang ini. Tim dipimpin langsung oleh Sekretaris BPSDM Kementerian Perhubungan. "Pagi ini mulai bekerja," ujar dia.
Menurut Wahjoe, tim akan menelisik soal kekurangan sistem pada sekolah pelayaran tersebut yang mengakibatkan kejadian ini kembali berulang. Dia berjanji rekomendasi tim nantinya akan dipakai untuk melakukan pembenahan agar kejadian serupa bisa dicegah.
Tim juga akan melakukan evaluasi terhadap pihak diduga lalai hingga mengakibatkan meninggalnya Amirullah Adityas Putra pada Rabu (11/1) dini hari. Bahkan Wahjoe menyebut semua yang dinilai bertanggungjawab akan diberi sanksi tegas, baik itu petugas jaga atau bahkan Ketua STIP.
ADVERTISEMENT
"Siapapun yang bertanggungjawab dan yang lengah lalai tentunya akan disanksi tegas secara administrasi," ujar Wahjoe.
Seorang taruna bernama Amirullah Adityas Putra (19) tewas diduga dianiaya empat seniornya yakni SM (20), IS (22), WH (21), dan AR (20). Korban merupakan siswa taruna tingkat 1, sedangkan seniornya taruna tingkat 2.
Peristiwa keji ini terjadi pada Selasa (10/1) pukul 22.30 WIB usai kegiatan drum band. Amirullah dipukul dengan tangan kosong secara bergantian oleh para seniornya itu hingga akhirya dia ambruk. Dia sempat mendapat pertolongan namun pada akhirnya nyawanya tidak tertolong pada Rabu (11/1) dini hari.