Korban Topan Yagi di Asia Tenggara Tembus 500 Jiwa, Myanmar Terdampak Parah

17 September 2024 19:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga berkumpul di tempat yang lebih tinggi akibat banjir terjadi di Taungoo, Bago, Myanmar, Sabtu (14/9/2024). Foto: Sai Aung Main/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga berkumpul di tempat yang lebih tinggi akibat banjir terjadi di Taungoo, Bago, Myanmar, Sabtu (14/9/2024). Foto: Sai Aung Main/AFP
ADVERTISEMENT
Topan Yagi yang melanda Asia Tenggara pekan lalu telah menyebabkan korban jiwa lebih dari 500 orang, dengan Myanmar menjadi negara yang paling terdampak parah.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan media pemerintah pada Selasa (17/9), banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh topan tersebut, ditambah hujan musiman di Myanmar, telah menewaskan sedikitnya 226 orang. Sementara 77 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Dikutip dari AP, bencana alam ini telah menyulitkan proses penghitungan korban, terutama karena terganggunya komunikasi dengan daerah yang terkena dampak.
Selain itu, Myanmar masih dilanda perang saudara yang dimulai pada 2021, setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Analis memperkirakan militer hanya menguasai kurang dari setengah wilayah negara tersebut.
Sebelum menghantam Myanmar, Topan Yagi juga menyebabkan kerusakan besar di negara-negara lain.
Banjir akibat Topan Yagi di provinsi Bac Giang, Vietnam, Minggu (8/9) Foto: Bui Van Lanh/ VNA via AP
Di Vietnam, badai ini menewaskan hampir 300 orang. Sedangkan di Thailand, 42 orang menjadi korban jiwa. Laos juga mencatat empat korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Menurut Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan, 21 orang tewas di Filipina, dan 26 lainnya masih hilang.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan sekitar 631 ribu orang terdampak banjir di Myanmar. Sebelum bencana ini, sudah ada sekitar 3,4 juta pengungsi internal di Myanmar akibat konflik dan kerusuhan yang berkepanjangan.
Wilayah yang paling terdampak di Myanmar meliputi Mandalay, Magway, Bago, dan Delta Ayeyarwaddy, serta negara bagian Shan, Kayah, Kayin, dan Mon.
Ibu kota Myanmar, Naypyitaw, juga mengalami banjir besar. Beberapa wilayah sudah mulai surut, namun negara bagian Shan dan Kayah masih dalam kondisi kritis.
Warga membersihkan air banjir imbas Topan Yagi di Hanoi, Vietnam, Rabu (11/9/2024). Foto: Nhac NGUYEN / AFP
Dihantam banjir bandang, saat ini lebih dari 160 ribu rumah dinyatakan rusak dan sebanyak 240 ribu orang telah dievakuasi ke 438 kamp bantuan sementara.
ADVERTISEMENT
Kerusakan akibat banjir juga meliputi 117 kantor pemerintah, lebih dari 1.000 sekolah, dan ratusan bangunan keagamaan. Sejumlah infrastruktur penting seperti jalan, jembatan, dan menara telekomunikasi pun tumbang.
Tak hanya berdampak pada sarana dan prasarana, hewan dan lahan pertanian juga jadi korban. Sekitar 130 ribu hewan ternak mati dan 259 ribu hektare lahan pertanian rusak.
PBB menyatakan kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan, air minum, obat-obatan, dan tempat penampungan.
Namun, upaya bantuan terhambat oleh infrastruktur yang rusak dan konflik bersenjata yang terus berlangsung.
Warga dibantu melewati banjir oleh personel militer di Pyinmana di wilayah Naypyidaw, Myanmar, pada 13 September 2024, menyusul hujan lebat setelah Topan Yagi. Foto: Sai Aung MAIN / AFP
Anggota dewan militer Myanmar, Wakil Jenderal Senior Soe Win, menyampaikan bahwa negara tersebut telah menerima bantuan dari beberapa negara, dan bantuan dari Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) akan segera tiba.
ADVERTISEMENT
Menurut Soe Win, banjir di ibu kota Myanmar ini merupakan yang terburuk dalam sejarah, dan upaya pemulihan akan segera dimulai saat air mulai surut.
Myanmar kerap mengalami cuaca ekstrem setiap musim hujan. Pada 2008, Siklon Nargis menewaskan lebih dari 138 ribu orang di wilayah delta Sungai Irrawaddy, yang kala itu juga mempermalukan pemerintah militer karena lambatnya penerimaan bantuan internasional.