Korea Utara Klaim Sukses Hadapi Wabah COVID-19

24 Mei 2022 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kim Jong-un menghadiri parade ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh Korea Utara. Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong-un menghadiri parade ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh Korea Utara. Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara pada Selasa (24/5/2022) mengatakan tidak ada kematian baru akibat gejala demam yang diduga berkaitan dengan COVID-19. Korut telah berjuang melawan wabah COVID-19 selama hampir dua pekan dan kini pemerintah melihat tren penurunan kasus.
ADVERTISEMENT
Pyongyang mengumumkan gelombang COVID-19 varian Omicron telah melanda negara itu untuk pertama kalinya pada 12 Mei silam. Namun negara yang berpenduduk sejumlah 25 juta orang itu tidak mengenal pentingnya vaksin dan infrastruktur medis yang dimiliki cenderung tidak memadai.
Sejak kabar bahwa wabah telah menyebar di Korut, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan China telah menawarkan bantuan pengiriman vaksin, tetapi hingga kini tidak ditanggapi oleh Pyongyang.
Kendati demikian, setelah hampir dua pekan berlalu, Korut mengumumkan keberhasilannya dalam membendung penyebaran virus dan tidak adanya laporan kematian baru akibat gejala demam yang dilaporkan hingga Senin (23/5/2022) malam waktu setempat.
Pak Jong Chon, anggota Presidium Biro Politik dan sekretaris Komite Sentral Partai Buruh Korea, saat peluncuran kampanye untuk meningkatkan pasokan obat-obatan, di tengah pandemi COVID-19, di Pyongyang, Korea Utara, Selasa (17/5/2022). Foto: KNCA/via Reuters
Meskipun pemerintah mengklaim tren kasus infeksi telah stabil dan angka kematian mengalami penurunan, terdapat sebanyak 134.510 pasien baru bergejala demam tercatat di Korut. Mereka diduga terinfeksi corona.
ADVERTISEMENT
Menurut kantor berita resmi Korut KCNA, fenomena ini adalah suatu kesuksesan bagi pemerintah Korut, sebab angka pasien demam harian tetap di bawah 200.000 dan pertama kalinya tidak ada laporan kematian baru di negara itu selama tiga hari berturut-turut.
KCNA melaporkan sejak akhir April, jumlah total kasus gejala demam di Korut naik menjadi 2,95 juta. Sementara jumlah kematian mencapai 68 orang. Namun akibat kurangnya alat tes kesehatan seperti swab PCR atau antigen, Korut belum mengkonfirmasi berapa jumlah penduduknya yang dites positif COVID-19.
Korut mengatakan pihak berwenang selama ini telah gencar mendistribusikan makanan dan obat-obatan di seluruh pelosok negeri seiring dengan aturan lockdown yang diberlakukan. Para petugas medis dan angkatan militer pun dikerahkan untuk membantu pendistribusian obat-obatan dan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, meninjau apotek di Pyongyang, Korea Utara, pada Minggu (15/5/2022). Foto: KNCA/Korean News Service via AP
KCNA juga mengatakan Korea Utara sedang memperluas produksi pasokan obat-obatan esensial, namun tidak memberikan rincian terkait obat-obatan jenis apa yang sedang diproduksi.
"Dalam beberapa hari setelah sistem pencegahan epidemi darurat maksimum diaktifkan, tingkat morbiditas dan mortalitas secara nasional telah menurun secara drastis dan jumlah orang yang pulih meningkat, sehingga secara efektif membatasi dan mengendalikan penyebaran penyakit pandemi dan mempertahankan kejelasan yang jelas. Situasi stabil," kata KCNA.