Korea Utara Luncurkan Dua Rudal Jelajah, Korea Selatan Serukan Dialog

18 Agustus 2022 6:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah peluru kendali taktis diluncurkan di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, dalam foto ini dirilis 17 Januari 2022. Foto: KCNA/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah peluru kendali taktis diluncurkan di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, dalam foto ini dirilis 17 Januari 2022. Foto: KCNA/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, menyerukan dialog perlucutan nuklir beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah ke laut pada Rabu (17/8).
ADVERTISEMENT
Menandai 100 hari pertamanya menjabat, Yoon menyampaikan seruan denuklirisasi dalam sebuah konferensi pers. Dia telah menggencarkan upaya itu sejak awal kampanye.
Selama konferensi pers, Yoon tidak menyebutkan peluncuran rudal teranyar. Korsel baru melaporkan uji coba tersebut setelahnya.
Namun, Yoon mengulangi kesediaan untuk menyalurkan bantuan ekonomi bertahap ke Korut. Sebagai imbalannya, dia menuntut tetangganya itu untuk mengakhiri pengembangan senjata nuklir.
Analis memprediksi, Korut tidak akan menerima tawaran semacam itu. Sebab, negara tersebut menggelontorkan sebagian besar produk domestik bruto untuk program senjata. Pihaknya bersikeras tidak akan menukar rudal mereka dengan apa pun.
Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol melambai kepada para pendukungnya saat pergi setelah menghadiri upacara pelantikannya di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Selasa (10/5/2022). Foto: Yonhap via REUTERS
Yoon juga sempat melayangkan kritik terhadap proses negosiasi sebelumnya. Dia menyinggung pertemuan puncak yang melibatkan pendahulunya, Moon Jae-in.
Moon membahas denuklirisasi bersama Pemimpin Korut, Kim Jong-un. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, turut terlibat dalam negosiasi itu.
ADVERTISEMENT
"Setiap dialog antara para pemimpin Selatan dan Utara, atau negosiasi antara pejabat tingkat kerja, tidak boleh menjadi pertunjukan politik," tegas Yoon, dikutip dari Reuters, Kamis (18/8).
"Tetapi harus berkontribusi untuk membangun perdamaian substantif di Semenanjung Korea dan di Asia Timur Laut," lanjut dia.
Donald Trump, Kim Jong-un, dan Moon Jae-in. Foto: REUTERS/Carlos Barria, KCNA/via Reuters, REUTERS/Kim Kyunghoon
Pertemuan para pemimpin itu tidak berhasil mencapai denuklirisasi. Meski menuntut pencabutan sanksi, Korut menolak menyerahkan senjata mereka. Pembicaraan terkait pun terhenti pada 2019.
Korut kemudian mengadakan rentetan uji coba sepanjang tahun ini. Pyongyang bahkan menembakkan rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya sejak 2017. Washington dan Seoul memperingatkan, rezim itu tengah mempersiapkan uji coba nuklir pula.
Kim sempat mengambil rehat dalam rangkaian pengujian senjatanya sejak 10 Juli. Namun, dia mengakhiri jeda tersebut pada Rabu (17/8).
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan Korsel melaporkan peluncuran rudal jelajah oleh Korut. Pihaknya terakhir kali menguji rudal jelajah pada Januari.
"Kami mendeteksi bahwa Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah ke Laut Barat [Laut Kuning] dari Onchon, Provinsi Pyongan Selatan," lapor seorang pejabat Kemhan Korsel, dikutip dari AFP.