Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Korlantas Sebut One Way Lebih Menarik Bagi Pemudik Dibanding Diskon Tarif Tol
23 April 2025 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Aries Syahbudin memaparkan evaluasi pelaksanaan mudik 2025 saat hadiri rapat kerja (Raker) bersama Komisi V DPR. Ia memaparkan, diskon tarif tol yang diberikan untuk stimulus pemudik bisa melakukan mudik dari jauh hari justru kurang menarik.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan justru peningkatan pemudik terjadi saat pemberlakuan berbagai rekayasa lalu lintas termasuk one way. Tidak hanya saat arus mudik, tapi juga saat arus balik.
“Untuk diskon tarif tol ternyata tidak terlalu mengangkat untuk masyarakat mengubah pola perjalanan. Tapi saat kita mulai memberlakukan one way lokal di tanggal 27 (Maret) mulai KM 70 Cikampek sampai dengan Palimanan kemudian kita lanjutkan ke Palimanan kemudian ke Palikanci itu pergerakan masyarakatnya luar biasa,“ ujar Aries di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (23/4).
Pada saat arus balik, Aries mengungkapkan diskon tarif tol yang juga diberlakukan, tidak begitu menarik pemudik melakukan perjalanan.
“Ini juga terjadi pada saat kembali pada tanggal 2, 3, 4 (April) ada diskon tarif tol ternyata juga tidak terlalu menarik masyarakat,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Aries juga memaparkan tidak diberlakukannya delaying system di penyebrangan dari Jawa ke Sumatera selama arus mudik lebaran. Kata dia, dengan adanya tiga pelabuhan bantuan, kapasitas di pelabuhan bisa lebih terdistribusi. Adapun tiga pelabuhan yang beroperasi adalah pelabuhan Ciwandan, pelabuhan BBJ, dan pelabuhan Merak.
“Untuk arus mudik kali ini khusus untuk ke arah Merak kita tidak melaksanakan delaying system yang tadi kita siapkan baik itu di kilometer 43 A, 62 A kemudian di beberapa 68 A,” ungkapnya.
“Dan ini kita laksanakan dengan baik sehingga tidak terjadi kepadatan khususnya di pelabuhan Merak, karena Merak ini manajemennya manajemen kapasitas sehingga kita harus mengatur pola untuk kendaraan tersebut yang dapat ditampung oleh kawasan Merak, baik itu Pelabuhan Ciwandan, BBJ maupun pelabuhan Merak itu sendiri,” tutup dia.
ADVERTISEMENT
Rest Area Masih Jadi Masalah
Rest Area memang jadi masalah yang belum terselesaikan. Aries juga mengungkapkan banyak pemudik memaksa beristirahat di bahu jalan karena rest area tidak mampu menampung lonjakan kendaraan.
“Permasalahan klasik juga banyak yang beristirahat di bahu jalan akibat rest area penuh,” kata dia.
Ia juga menyoroti perbedaan karakter pemudik saat berangkat dan pulang. Ketika arus mudik, semangat masyarakat masih tinggi. Namun saat arus balik, rasa lelah mendominasi dan membuat pengemudi cenderung mengabaikan keselamatan.
“Dan kemudian memang kembali lagi Pak, bedanya arus balik dan mudik, pada saat mudik itu semangatnya masih tinggi. Pada saat arus balik memang masyarakat itu sudah tidak punya semangat untuk kembali, sudah capek. Itu mereka berhenti luar biasa, berhenti di pinggir jalan, mereka beristirahat seperti itu,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Masjid Jadi Primadona
Kemenag sempat meminta masjid-masjid yang berada di jalur mudik untuk membuka pelayanan kepada para pemudik. Ini memberi dampak baik selama masa arus mudik.
“Ternyata setelah ada imbauan dari Menteri Agama berkaitan dengan penggunaan masjid untuk tempat istirahat dan kita memerintahkan para Kapolres untuk men-support kegiatan itu, ternyata itu yang paling banyak digunakan masyarakat untuk beristirahat,” kata Aries dalam rapat.
Menurut Aries, lokasi pos pelayanan yang berdiri sendiri kadang kurang diminati masyarakat. Namun ketika digabung dengan masjid, apalagi saat waktu salat, pemudik lebih memilih untuk berhenti.
“Kalau waktunya salat didirikan di masjid, mereka berhenti dan karena di situ ada pelayanan, itu yang ternyata banyak didatangi oleh masyarakat,” katanya.
Ini kemudian menjadi catatan bagi kepolisian untuk membangun pos pelayanan tidak hanya di pinggir ruas jalan dan rest area saja, namun di masjid-masjid.
ADVERTISEMENT
“Dan ini mungkin menjadi salah satu catatan kita ke depan untuk pelaksanaan kegiatan ini, mungkin kita bisa memanfaatkan masjid-masjid yang ada di pinggir jalan, kita support untuk melakukan pembangunan pos-pos pelayanan karena ini yang paling banyak dikunjungi,” tuturnya.