Korsel Berkabung, Bendera Setengah Tiang Berkibar Kenang Tragedi Jeju Air

30 Desember 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para biarawati berdoa di altar peringatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, di Muan Sports Park di Muan, Korea Selatan, Minggu (30/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Para biarawati berdoa di altar peringatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, di Muan Sports Park di Muan, Korea Selatan, Minggu (30/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Selatan memulai tujuh hari berkabung nasional pada Senin (30/12) setelah kecelakaan pesawat Jeju Air menewaskan 179 orang.
ADVERTISEMENT
Bendera dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri, sementara penyelidik berlomba mengungkap penyebab tragedi terburuk dalam sejarah penerbangan negara tersebut.
Pesawat Boeing 737-800 yang membawa 181 orang dari Thailand ke Korsel itu melakukan pendaratan darurat di Bandara Muan — sekitar 345 km barat daya Seoul — dari pada Minggu (29/12).
Namun, pesawat menabrak pembatas di ujung landasan pacu dan terbakar hebat. Hanya dua awak kabin yang selamat dari kecelakaan dahsyat tersebut.

Kesedihan di Tengah Penyelidikan

Para pelayat mengunjungi altar peringatan untuk mendoakan para korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, di Muan Sports Park di Muan, Korea Selatan, Minggu (30/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Di lokasi kecelakaan, puing-puing pesawat seperti kursi, pintu, dan logam yang bengkok berserakan.
Bau darah masih menyelimuti udara.
Prajurit dengan hati-hati menyisir lapangan alang-alang di sekitar lokasi, mencari sisa-sisa tubuh korban.
Seorang pria paruh baya berdiri di luar pagar, menatap puing-puing dengan wajah muram.
ADVERTISEMENT
“Saya kehilangan anak saya di pesawat itu,” katanya lirih, seperti diberitakan AFP.
Dari 179 korban yang tewas, 141 telah diidentifikasi menggunakan analisis DNA dan sidik jari.
Proses ini dipercepat untuk memberikan kepastian bagi keluarga korban yang masih menunggu kabar di ruang tunggu bandara.

Kritik Keselamatan Bandara

Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Jung Yeon-je/AFP
Plt Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, yang baru menjabat sejak Jumat (27/12), berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan ini.
Ia juga menginstruksikan pemeriksaan keselamatan mendesak terhadap seluruh armada pesawat Boeing 737-800 yang beroperasi di negara itu.
Profesor aeronautika di Universitas Silla, Kim Kwang-il, menyoroti konstruksi bandara yang dianggap melanggar standar keselamatan penerbangan internasional.
“Seharusnya tidak ada struktur kokoh di ujung landasan pacu. Itu yang menyebabkan pesawat menabrak dan terbakar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

Jeju Air di Bawah Tekanan

Para biksu Buddha berdoa di altar peringatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, di Muan Sports Park di Muan, Korea Selatan, Minggu (30/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Korea Selatan memiliki catatan keselamatan penerbangan yang solid. Namun, Jeju Air menghadapi kritik tajam setelah muncul laporan insiden lain terkait model pesawat yang sama.
Sebelumnya, sebuah penerbangan harus kembali ke Bandara Gimpo akibat kerusakan roda pendaratan.
“Kami sedang menyelidiki insiden ini, tetapi belum dapat menghubungkannya dengan kecelakaan di Muan,” kata juru bicara Jeju Air.
CEO Jeju Air Kim E-bae (keempat dari kiri) dan anggota eksekutif lainnya meminta maaf sebelum konferensi pers terkait kecelakaan pesawat Jeju Air di Seoul, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Yonhap via AP
Maskapai ini meminta maaf secara terbuka, dengan pejabatnya terlihat membungkuk dalam-dalam pada konferensi pers di Seoul.
“Kami sangat menyesal atas tragedi ini,” kata CEO Jeju Air beberapa saat selang kecelakaan.
Di tengah duka, warga Korea Selatan memberikan penghormatan kepada para korban.
Pujian khusus diberikan kepada kru pesawat yang berhasil melakukan pendaratan darurat sehingga memungkinkan dua orang selamat meskipun mereka sendiri kehilangan nyawa.
ADVERTISEMENT