Korsel-Jepang Khawatirkan Aliansi Rusia-Korut: Ini Masalah Keamanan Dunia

11 Juli 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat konferensi pers bersama di Seoul, Korea Selatan (27/5/2024). Foto: Kim Hong-Ji/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat konferensi pers bersama di Seoul, Korea Selatan (27/5/2024). Foto: Kim Hong-Ji/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengaku khawatir atas meningkatnya hubungan Rusia dan Korea Utara. Merespons hal itu, mereka setuju untuk melanjutkan kerja sama di bidang keamanan.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut disampaikan kantor presiden Korsel pada Kamis (11/7).
Kedua pemimpin bertemu di sela-sela puncak KTT NATO di Washington, Amerika Serikat, Rabu (10/7). Keduanya juga selalu hadir dalam acara tersebut selama tiga tahun terakhir.
Menurut Yoon, kerja sama militer dan ekonomi antara Rusia dan Korea Utara merupakan masalah keamanan di Asia Timur dan global.
Tentara Korea Selatan, Jepang dan AS ambil bagian dalam latihan operasi penyeberangan sungai bersama di Yeoju, Korea Selatan. Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Yoon menambahkan, semakin eratnya hubungan Pyongyang dan Moskow menggarisbawahi pentingnya pertemuan puncak trilateral Amerika Serikat-Jepang-Korea di Camp David 2023 lalu. Saat itu mereka sepakat untuk memperdalam kerja sama militer dan ekonomi.
Ketiga negara juga telah menggelar latihan gabungan yang berlangsung pada 27-29 Juni 2024.
Pelatihan yang disebut “Freedom Edge” itu meliputi bidang rudal balistik dan pertahanan udara, perang anti-kapal selam, hingga pelatihan siber defensif.
ADVERTISEMENT
Sejak menjabat pada 2022, Yoon telah berupaya memperbaiki hubungan dengan Tokyo yang sempat terkendala oleh perselisihan sejarah pendudukan Jepang di Korea pada 1910-1945.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Reuters, Yoon memperingatkan Rusia atas semakin dalamnya hubungan militer dengan Korea Utara.
Seoul dan Washington menuduh Korea Utara memasok artileri dan rudal balistik ke Rusia untuk digunakan di perang Ukraina. Namun tuduhan ini dibantah oleh Moskow dan Pyongyang.