Korsel Mulai Serahkan Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air ke Keluarga

31 Desember 2024 13:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pejabat dari Jeju Air membungkuk untuk meminta maaf kepada anggota keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air saat konferensi pers di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, Senin (30/12/2024). Foto: Kim Soo-Hyeon/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pejabat dari Jeju Air membungkuk untuk meminta maaf kepada anggota keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air saat konferensi pers di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, Senin (30/12/2024). Foto: Kim Soo-Hyeon/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Selatan mulai menyerahkan jenazah korban kecelakaan pesawat Jeju Air kepada keluarga pada Selasa (31/12). Tragedi yang terjadi di Bandara Muan itu menewaskan 179 dari 181 penumpang.
ADVERTISEMENT
Di tengah duka, kemarahan keluarga korban mencuat akibat lambatnya proses identifikasi jenazah.
Namun, Menteri Perhubungan Park Sang-woo mengonfirmasi bahwa empat jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
“Dari 179 korban, identitas 28 orang telah dikonfirmasi dan autopsi selesai. Proses pemakaman untuk mereka dapat dimulai hari ini dengan persetujuan keluarga,” kata Park di Bandara Muan.
Salah satu keluarga kehilangan sembilan anggotanya. Mereka termasuk penumpang tertua, seorang pria bermarga Bae, yang melakukan perjalanan luar negeri pertamanya untuk merayakan ulang tahun.
Ia bepergian bersama istri, dua putri, menantu, dan empat cucu. Seluruh keluarga tewas, meninggalkan menantu laki-laki yang kini harus menghadapi kehilangan besar.
“Ia berkata, ‘Saya seharusnya ikut dan meninggal bersama mereka,’” ungkap kepala desa yang menemani keluarga korban, seperti dilaporkan KBC.
Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengunjungi altar peringatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, di Muan Sports Park di Muan, Korea Selatan, Senin (30/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Penjabat Presiden Choi Sang-mok menyebut tragedi ini sebagai “titik balik” yang menuntut evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan penerbangan negara tersebut.
ADVERTISEMENT
“Hari terakhir tahun 2024 menjadi waktu untuk merenung,” ujar Choi dalam pernyataan resmi.
“Kita harus bersatu untuk menghadapi krisis ini dan membangun masa depan yang lebih aman,” lanjutnya, seperti diberitakan AFP.
Seorang pria membungkuk saat mengunjungi altar peringatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, di Muan Sports Park di Muan, Korea Selatan, Minggu (30/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Tragedi ini mengguncang publik setelah pesawat Boeing 737-800 tersebut mendarat darurat, menabrak pembatas, dan terbakar di Bandara Muan.
Pesawat dengan nomor penerbangan 2216 itu mengangkut 181 penumpang dari Thailand menuju Korea Selatan. Kecelakaan tersebut menewaskan 179 orang, sementara dua awak berhasil diselamatkan dari reruntuhan pesawat.
Korea Selatan kini dalam masa berkabung nasional selama tujuh hari, dengan bendera dikibarkan setengah tiang.
Para biarawati berdoa di altar peringatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, di Muan Sports Park di Muan, Korea Selatan, Minggu (30/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Di Bandara Muan, altar peringatan dipenuhi bunga hitam-putih dan persembahan ritual seperti makanan serta surat untuk para korban.
“Kapten dan kru, terima kasih telah berusaha menyelamatkan penumpang. Saya berdoa untuk kedamaian abadi Anda,” tulis seseorang di pagar bandara.
ADVERTISEMENT
Penyelidik AS, termasuk perwakilan Boeing, telah tiba di lokasi kecelakaan untuk membantu investigasi.
Kotak hitam pesawat yang ditemukan sedang dianalisis, namun ada tantangan teknis karena kerusakan dan konektor yang hilang.
“Kondisi unit perekam data penerbangan masih dievaluasi,” kata Wakil Menteri Penerbangan Sipil, Joo Jong-wan.