Korsel Perintahkan Inspeksi 101 Pesawat Boeing 737-800 Imbas Tragedi Jeju Air

30 Desember 2024 11:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Yonhap via AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Yonhap via AFP
ADVERTISEMENT
Plt Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan Kementerian Perhubungan untuk segera menginspeksi 101 pesawat Boeing 737-800 di Korea Selatan, menyusul kecelakaan tragis Jeju Air yang menewaskan 179 orang.
ADVERTISEMENT
Pesawat yang mengalami kecelakaan di Bandara Muan pada Minggu (29/12) itu merupakan pesawat seri B737-800.
Dalam rapat manajemen bencana di Seoul, Senin (30/12), Choi menegaskan perintah pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh sistem operasi maskapai penerbangan negara itu guna mencegah tragedi serupa.
Kementerian Perhubungan Korsel menyambut baik perintah Choi dan tengah mempertimbangkan inspeksi khusus tersebut.
“Sebanyak 101 pesawat seri B737-800 saat ini beroperasi di Korea Selatan. Kami sedang meninjau rencana untuk melakukan inspeksi khusus terhadap pesawat-pesawat tersebut,” ujar Kepala Biro Kebijakan Penerbangan Kemenhub Korsel, Joo Jong-wan, Senin (30/12), seperti diberitakan AFP.
Plt Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok. Foto: Jung Yeon-je/AFP
Choi, mantan Menteri Keuangan Korsel, juga meminta agar petugas mengungkap proses investigasi kecelakaan secara transparan dan segera menginformasikan kepada keluarga yang ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
"Begitu pemulihan kecelakaan dilakukan, Kementerian Perhubungan diminta untuk melakukan inspeksi keselamatan darurat terhadap seluruh sistem operasi pesawat untuk mencegah terulangnya kecelakaan pesawat," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Boeing telah merilis pernyataan di medsosnya yang berisi ucapan belasungkawa dan siap mendukung Jeju Air.

Rincian Tragedi

Pesawat Jeju Air dengan 175 penumpang dan enam awak terbakar setelah mendarat dengan perut pesawat di landasan pacu dan menabrak dinding di ujung landasan. Sebanyak 179 orang tewas, sementara dua awak selamat dalam kondisi sadar dan stabil.
Para ahli menyebutkan berbagai pertanyaan masih menggantung, termasuk mengapa roda pendaratan pesawat tidak turun dan bagaimana tabrakan dengan burung dapat memengaruhi situasi.
“Tabrakan burung memang terjadi, tetapi biasanya tidak menyebabkan kecelakaan fatal seperti ini,” ujar seorang pakar penerbangan.
ADVERTISEMENT

Kesaksian Pilot dan Investigasi

Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Kim Soo-Hyeon/REUTERS
Selain inspeksi khusus, Kementerian Perhubungan juga berkoordinasi dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), Boeing, dan FAA untuk mengungkap penyebab kecelakaan.
Black box atau perekam data penerbangan pesawat telah ditemukan, meski dalam kondisi rusak di bagian luar.
Para ahli menduga beberapa faktor seperti tabrakan burung dan kondisi cuaca dapat berkontribusi pada kecelakaan, namun investigasi menyeluruh masih diperlukan untuk memastikan penyebab pastinya.

Duka di Bandara Muan

Keluarga penumpang Jeju Air yang mengalami kecelakaan menangis di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Di dalam terminal Bandara Muan, keluarga korban menunggu kabar identifikasi jasad orang terkasih mereka.
Salah seorang keluarga korban, Park Han-shin, kehilangan saudaranya. Ia bilang telah menerima konfirmasi identifikasi tetapi belum dapat melihat jasad saudaranya.
“Saya berharap keluarga korban dapat bersatu dan saling mendukung, seperti respons masyarakat saat tragedi feri Sewol,” ujar Park, merujuk pada bencana tenggelamnya kapal feri pada 2014 yang menewaskan lebih dari 300 orang.
ADVERTISEMENT
Bandara Muan ditutup hingga Rabu (1/1) mendatang, sementara bandara lainnya tetap beroperasi normal.
Imbas tragedi ini, saham Jeju Air turun drastis hingga 15,7 persen pada Senin.